Viral! Kades di Banjarnegara Ini Miliki Tato di Seluruh Badannya, Hoho: Ini Adalah Seni

- 13 September 2020, 12:01 WIB
Hoho Kades bertato pimpin desa Purwasaba./instagram.com /@instambanjarnegara/
Hoho Kades bertato pimpin desa Purwasaba./instagram.com /@instambanjarnegara/ /

 

PR BEKASI – Pria bernama Yuni Nugroho (36) mendadak jadi perbincangan warganet. Pasalnya, Yuni merupakan kepala desa (kades) di Banjarnegara, Jawa Tengah yang memiliki tato di sekujur tubuhnya.

Kades Purwasaba, Kecamatan Mandiraja ini memiliki tato tidak hanya satu atau dua bagian tubuhnya saja, tetapi hampir seluruh badannya dipenuhi tato dengan beragam motif.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Minggu, 13 September 2020 Kades yang akrab disapa Hoho ini mengaku menyukai tato sejak kecil. Ia terinpirasi dari film mafia-mafia bertato yang ditontonnya.

Baca Juga: Bisa Ungkap Informasi Lebih, Kominfo Imbau Masyarakat Berhati-hati dalam Penggunaan Data Pribadi

Akhirnya Ia pun memberanikan diri memasang tato di tubuhnya. Kurang lebih 30 kali Hoho mentato tubuhnya.

“Ya awalanya bikin tato karena pengen kaya yang di film-film gangster itu. Hampir 90 persen bagian tubuh saya bertato,” kata Hoho.

Hoho menegaskan tatonya, tidak ada hubungan dengan kinerjanya di pemerintahan, Dia tetap melayani warga layaknya kades pada umumnya.

Baca Juga: Runner’s high, Sensasi Euforia Saat Berlari Mirip Kasus Kecanduan Obat Terlarang

Ia mengatakan bahwa menang ada saja masyarakat yang suka dan tidak suka. Lantaran bertato dianggap pernah bersalah atau kurang baik, tapi anggapan itu mulai berubah.

Tak hanya Hoho yang memiliki tato. Dikabarkan sejumlah kades di Banjarnegara lainnya juga mentato tubuh mereka.

“Di desa Purwasaba bukan hanya saya yang mempunyai tato, akan tetapi ada perangkat lain yang bertato dan disukai oleh warhganya. Jadi anggapan tentang orang bertato yang identik dengan kriminal dan preman itu saya anggap hanya oknum saja,” ucapnya.

Baca Juga: Selain Kopi Luwak, Kini Ada Varian Baru Kopi dan Teh dari Kotoran Gajah, Berani Coba?

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tato adalah sebuah seni, dan ia harus bisa menjadi bapak dari masyarakat desa Purwasaba.

Sementara itu, Ketua Forum Kepala Desa dan Perangkat Desa (FKPD), Renda Sabita Noris mengungkapkan bahwa tato menjadi area pribadi kades.

Kendati begitu, lantaran menjadi pemimpin maka akan menjadi sorotan masyarakat.

Baca Juga: Dirampok dan Diperkosa Ramai-rama di Depan Ketiga Anaknya, Publik Marah Usai Polisi Salahkan Korban

“Ya teman-teman harus memisahkan ranah kerja dan pribadi. Soalnya sebagai pejabat publik memang akan jadi sorotan,” kata Renda.

Lebih lanjut, Renda hanya berpesan bagi kade yang tidak bertato jangan tergiru untuk mentato. Hal itu akan mengubah citra mereka.

“Pesannya buat kades yang belum bertato, ya jangan ditato,” ucapnya.

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x