Hasilkan Energi 23.9 GW, Indonesia Jadi Negara Penghasil Panas Bumi Terbesar Nomor 2 di Dunia

- 18 September 2020, 16:39 WIB
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)./Pixabay
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)./Pixabay /

 

PR BEKASI - Salah satu sumber energi yang banyak tersedia di Indonesia adalah panas bumi atau geothermal.

Oleh karena it baru-baru ini, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, dengan jumlah total energi yang dapat dihasilkan lebih dari 23,9 gigawatt (GW).

Akan tetapi, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Baca Juga: Awas Bahaya Covid-19, Perlukah Melapisi Masker dengan Tisu dan Pakai Esensial Oil? Ini Kata Pakar

Berdasarkan data dari Direktorat Panas Bumi, pemanfaatan dari potensi panas bumi di Indonesia baru mencapai 8,9 persen atau 2.133 megawatt (MW).

Meskipun baru mencapai 8,9 persen, tapi rupanya Indonesia sudah menjadi nomor satu di Asia, dan nomor 2 di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS) yang memiliki kapasitas listrik dari panas bumi sebesar 3.676 MW.

Menyikapi hal tersebut, Direktur Geothermal Kementerian ESDM Ida Nurhayati Finahari yakin tak lebih dari satu dekade ke depan, Indonesia diproyeksikan dapat mengungguli AS sebagai negara dengan pemanfaatan panas bumi terbesar di dunia.

Baca Juga: Selalu Waspada, Dokter Paru-paru Ungkap 3 Sumber Petaka Penyebaran Covid-19 yang Wajib Dihindari

Ida menjelaskan, sesuai roadmap yang mendekati realistisnya, untuk tahun 2025 Indonesia dapat membangun kapasitas panas bumi sebesar 3.352,6 MW, dan baru akan menyentuh 8.000 MG pada tahun 2030.

"Ini di tahun 2025 sekitar 3.352,6 MW yang bisa kita bangun. Tetapi di tahun 2030, diharapkan kita bisa mengembangkan panas bumi hingga 8.000 MW. Dan kalau kita bisa kembangkan hingga 8.000 MW, saya yakin kita akan menjadi nomor satu di dunia," kata Ida sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube POIN.

Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan pasar kelistrikan terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan kebutuhan listrik yang konsisten di masa yang akan datang.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Joko Widodo Anggap Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber Hanya Kriminal Biasa?

Hal tersebut diperkuat dalam Rencana Usaha Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 yang dikeluarkan oleh pemerintah, di mana kebutuhan listrik di Indonesia akan tumbuh lebih dari 6 persen per tahun dalam sepuluh tahun ke depan.

Energi panas bumi juga merupakan energi yang telah mulai dikembangkan selama hampir 100 tahun di Indonesia.

Pengeboran sumur panas bumi di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Kolonial Belanda di Kamojang sejak tahun 1926, dan PLTP pertama mulai beroperasi sejak tahun 1983.

Baca Juga: MPR RI Apresiasi Sikap Pemerintah dan Ormas dalam Melindungi Ulama

Sampai saat tini, sumur yang berumur hampir 10 tahun itu masih mengeluarkan uap panas bumi, walau hanya memiliki kedalaman 60 meter.

Hal ini menunjukan bahwa panas bumi merupakan energi yang berkelanjutan (suistanable energy).

Penyebab dari melimpahnya potensi panas bumi di Indonesia, karena Indonesia terletak pada jalur sabuk cincin api pasifik (Ring of Fire), yang tersebar sepanjang jalur Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Busur Banda, hingga Sulawesi Utara, dan jalur Halmahera.

Baca Juga: Ada Mobil Toyota, Kejari Kabupaten Bekasi Adakan Lelang Barang Rampasan

Tidak hanya panas bumi, Indonesia juga memiliki potensi-potensi lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Salah satunya adalah energi panas matahari sebagai sumber listrik. Hal tersebut sangat memungkinkan karena Indonesia terletak tepat di garis khatulistiwa.

Tak hanya panas bumi, Indonesia juga dapat memanfaatkan angin, sungai, bahkan laut sebagai sumber energi listrik.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x