Bahaya Politik Identitas, Bisa Merusak Hubungan Pertemanan di Masyarakat

- 13 Januari 2024, 21:03 WIB
Ilustrasi. Bahaya politik identitas yang dapat merusak hubungan pertemanan di masyarakat.
Ilustrasi. Bahaya politik identitas yang dapat merusak hubungan pertemanan di masyarakat. /Antara/Nova Wahyudi/

PATRIOT BEKASI - Narasi politik identitas kembali muncul, kali ini isu tersebut mencuat di edisi pemilihan umum (Pemilu) 2024, lalu seberapa bahayanya itu?

Isu politik identitas muncul sebelum dan setelah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, kepala daerah pada tahun 2019, di mana ini dapat menguak potensi keretakan sosial di masyarakat yang berbahaya jika disuburkan.

Secara umum politik identitas dikaitkan dengan agenda, aksi, aktivisme politik yang di dalamnya terdapat anggota kelompok berbasis identitas mengorganisir dan memobilisasi diri.

Berdasarkan hasil survei menunjukan politik identitas begitu berbahaya, salah satu lembaga survei bernama Polmark mengungkapkan hasil tentang potensi Pemilu merusak hubungan pertemanan di masyarakat pada tahun 2019.

Hasil survei Polmark menyatakan sebanyak 5,7 persen responden merasa bahwa Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) DKI Jakarta 2018 telah merusak hubungan pertemanan.

Di mana angka tersebut naik serupa pada Pilpres 2014, saat itu sebanyak 4,3 persen pemilih menganggap Pilpres pemicu keretakan hubungan pertemanan di masyarakat.

Baca Juga: 5 HP Samsung Baru Worth It Dibeli 2024, Gak Mahal Kok Cek Nih Harganya

Sementara itu menurut keterangan dari Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan bahwa luka akibat Pilpres 2019 membelah masyarakat hingga pada level yang sangat mengkhawatirkan.

Halaman:

Editor: Ahmad Zaki Kusnaedi

Sumber: Instagram @totalpolitikcom


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x