Teknologi Semakin Maju, Cara Ini Dapat Anda Lakukan untuk Bedakan Batik Tulis dan Batik Cap

- 2 Oktober 2020, 20:22 WIB
Perajin Batik Tulis Garutan menyelesaikan batik pesanan, di Rumah Batik Pudini, Jalan Gunung Kasur, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jumat 2 Oktober 2020.
Perajin Batik Tulis Garutan menyelesaikan batik pesanan, di Rumah Batik Pudini, Jalan Gunung Kasur, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jumat 2 Oktober 2020. /Agus Somantri/Galamedia

PR BEKASI – Inovasi baru dari pembuatan batik terus dilakukan oleh sejumlah pengrajin, seiring dengan berjalannya waktu.

Para pengrajin membuat batik secara cetak (printing) dengan bantuan teknologi, alih-alih membuatnya dengan ukiran tangan.

Hal tersebut kemudian membuat harga “batik printing” menjadi lebih murah di pasaran, dibandingkan dengan harga batik yang dibuat secara langsung dengan metode tulis, cap, maupun kombinasi keduanya.

Baca Juga: Media Sosial Orang Terdekat Terawan di Kemenkes Diretas, Publik Diminta untuk Mengabaikannya 

Melalui diskusi virtual, Ketua Galeri Batik YBI Periode 2010-2019 yang juga aktivis Yayasan Batik Indonesia, Dr. Tumbu Ramelan pun membagikan sejumlah kiat untuk membedakan kain batik asli yang dibuat secara handmade, dengan kain yang dicetak dengan motif batik (printing).

“Cara termudahnya adalah harus diingat bahwa batik tulis selamanya tidak ada (model) yang sama. Kalau cap, ada yang sama dan berulang dan biasanya tembus ke belakang,” tuturnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs ANTARA.

Sementara, untuk kain dengan motif batik yang dicetak biasanya berlainan di bagian depan di belakangnya.

Baca Juga: Corak Batiknya Jarang Diketahui, Tri Adhianto: Kota Bekasi Punya 12 Pakem Batik 

“Tapi memang, saat ini memang cukup susah (untuk membedakannya), karena batik print sekarang sudah bisa di-print bolak balik sehingga kita akan mudah terkecoh karena hasilnya rapi. Harus dipelajari, teliti, dan dipegang langsung,” ujar Dr. Tumbu Ramelan.

Lebih lanjut, Dr. H. Komaruddin Kudiya selaku Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia menambahkan, bahwa pengertian dan ciri-ciri batik sudah tertera di SNI 0239:2014.

Menurut pengertian yang tercantum, batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintangan warna.

Dengan alat utama pelekat lilin batik, berupa canting tulis dan/atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.

Baca Juga: Tukar Posisi Valentino Rossi, Fabio Quartararo: Saya Ambil Motornya, Tapi Tak Bisa Gantikannya 

Sementara, menurut SNI 8184:2015, tiruan batik dan paduan tiruan batik dengan batik adalah produk manual.

Semi masinal dan/atau masinal yang dibuat menggunakan alat utama screen-rakel dan/atau alat lain untuk melekatkan perwarna, bahan kimia cabut warna, dan/atau malam dingin serta paduannya untuk membentuk motif.

“Komibinasi printing dan unsur batik cap/tulis menjadi lebih susah lagi untuk dibedakan, karena disablon, untuk mengganti pekerjaan sulit pas mbatik,” tutur Dr. H. Komaruddin Kudiya.

Dia menambahkan, memerlukan kecintaan untuk benar-benar mampu mengidentifikasi batik asli dengan kain cetak batik.

“Batik adalah identitas Indonesia. Masyarakat harus concern dan tanggung jawab, harus cinta dulu, sehingga kita akan tahu bedanya,” ujar Dr. H. Komaruddin Kudiya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x