Demo Tolak UU Cipta Kerja Ricuh, Polisi: Ada Perusuh Bayaran dari Luar Jakarta, Didominasi Anak STM

- 9 Oktober 2020, 17:13 WIB
Bentrokan antara demonstran dengan polisi saat aksi unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja di Jakarta pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Bentrokan antara demonstran dengan polisi saat aksi unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja di Jakarta pada Kamis, 8 Oktober 2020. /Galih Pradipta/ANTARA

PR BEKASI - Penolakan terhadap UU Cipta Kerja diwarnai aksi demonstrasi yang dilakukan serikat pekerja hingga mahasiswa.

Tanpa rasa takut akan bahaya Covid-19, sejumlah demonstran turun ke jalan dan meneriakkan orasi terkait penolakan adanya UU Cipta Kerja. Tidak sedikit yang mengabaikan protokol kesehatan.

Namun sayangnya, beberapa aksi demonstrasi berakhir ricuh hingga mengakibatkan sejumlah fasilitas publik rusak.

Atas kejadian tersebut, Polda Metro Jaya mengatakan bahwa pihaknya menemukan sejumlah perusuh bayaran yang didatangkan dari luar Jakarta untuk menunggangi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Demi Hadapi Masalah Global, Puan Maharani: Multirateralisme Akan Bawa Kita Kembali ke Meja Diplomasi 

Ada kelompok-kelompok yang datang untuk melakukan kerusuhan, bahkan didominasi oleh anak-anak STM.

"Dia tidak tahu apa itu UU Cipta Kerja, yang dia tahu ada undangan untuk datang, disiapkan tiket kereta api, disiapkan truk, disiapkan bus, kemudian ada uang makan untuk mereka semua," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, Jumat, 9 Oktober 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Keberadaan massa bayaran tersebut ditemukan petugas saat memeriksa ponsel para perusuh serta pengakuan orang-orang yang diamankan oleh polisi.

"Darimana kita bisa bilang itu? Dari bukti-bukti handphone dan keterangan yang kita terima dari mereka. Semua sudah kita amankan total 1.192," kata Yusri Yunus.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x