Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Dinas Pertanian Brebes di Non Fisik TMMD Reguler

- 15 Oktober 2020, 13:51 WIB
PELATIHAN pembuatan pupuk organik kepada warga masyarakat Desa Kalinusu.
PELATIHAN pembuatan pupuk organik kepada warga masyarakat Desa Kalinusu. /DOK. KODIM 0713 BREBES/

PR DEPOK - Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada warga masyarakat Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, saat mengisi kegiatan non fisik TMMD Reguler 109 Kodim 0713 Brebes, Rabu 14 Oktober 2020.

Dijelaskan pemateri Bambang Priambodo, SP, Staf Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, bahwa pelatihan bertujuan untuk meningkatkan SDM masyarakat setempat dan sekitarnya, untuk mengolah limbah pertanian dan ternak, untuk dibuat menjadi pupuk organik bagi tanaman budidaya di lingkungan rumah.

“Ini adalah materi pengetahuan khusus tentang pemanfaatan limbah pertanian dan ternak, untuk dijadikan pupuk organik sehingga dapat menekan biaya produksi pertanian dan juga saying lingkungan,” ungkap Ketu FKPPI Cabang 11.13 Kabupaten Brebes itu.

Baca Juga: Tak Akan Keluarkan Pelajar dari Sekolah karena Ikut Demo, Anies Baswedan: Sudah Tidak Zaman Lagi

Sementara dalam pemateri praktek adalah Meiharto (50), pengusaha pupuk organik asal Dusun Kutagaluh RT 03 RW 02, Kalinusu, yang merupakan Ketua Poktan Sumber Tani Kalinusu, yang berkolaborasi dengan Agus Murozak, petugas BPP Bumiayu.

“Untuk bahan-bahannya adalah kotoran sapi dan jerami padi atau serbuk gergaji kayu, yang kemudian disemprot dengan starter EM4, dan puncaknya adalah ditutup dengan terpal atau bahan lain,” bebernya.

Selanjutnya adalah langkah pembuatan, pertama-tama mengaktifkan starter mikroba atau EM4 (Effective Microorganism 4), dengan dicampur larutan gula sebanyak 3-4 sendok teh untuk 1,5 liter air, kemudian tambahkan 2-3 sendok EM4, kocok, dan biarkan semalaman.

“Campur semua bahan kotoran sapi, jerami, atau sampah sisa makanan rumah tangga, kemudian semprot dengan EM4 dan diamkan selama satu bulan,” sambungnya.

Baca Juga: Usai Terima Aduan, DPR Minta Bappeti Serius Tangani Dugaan Kasus Penipuan Investasi PT SGB

Lanjutnya, setiap 3 hari sekali dapat dilakukan pengadukan untuk membantu proses aerasi. Untuk tanda selesainya proses pengomposan, jika suhunya sudah tidak tinggi lagi.

“Dari hasil pelaksanaan pelatihan itu, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat setempat dan sekitarnya, untuk menirunya,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Rahmad Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x