Emmanuel Macron Dinilai Sokong Gerakan Islamofobia, MUI Minta Menlu Panggil Dubes Prancis

- 26 Oktober 2020, 14:38 WIB
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi meminta Menteri Luar Negeri Indonesia untuk memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia.
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi meminta Menteri Luar Negeri Indonesia untuk memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia. /ANTARA/

PR BEKASI - Beberapa waktu lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pernyataan yang dinilai kontroversial, setelah pembunuhan terhadap seorang guru yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya di kelas.

Emmanuel Macron mengkritik kelompok Islam dan membela perusahaan penerbit yang telah menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW.

Dia bahkan pernah mengatakan bahwa "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis."

Baca Juga: Petisi Tolak Pembangunan Taman Nasional Komodo, Warganet: Negeri Ini Tidak Sedang Baik-baik Saja

Pernyataan Emmanuel Macron tentang Islam itu pun memicu kritik dari berbagai pihak, di antaranya dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Keduanya menilai, pernyataan Emmanuel Macron dapat memicu islamofobia di seluruh dunia. Akibatnya, negara-negara di Timur Tengah menyuarakan boikot terhadap produk-produk Prancis.

Selaras dengan pernyataan kedua pemimpin negara tersebut, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi pun menilai, Emmanuel Macron telah menyuburkan islamofobia.

Baca Juga: Kasus Proyek e-KTP Rugikan Negara Masih Didalami, KPK Sebut 4 Orang Jadi Tersangka Baru

Karena dirinya secara tidak langsung telah mendukung penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui sebuah karikatur.

"MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan islamofobia," kata Muhyiddin Junaidi di Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Muhyiddin juga mengatakan, dalam sejarah, Prancis tercatat sebagai salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam kepada warga jajahan mereka di dunia, terutama di Benua Afrika.

Baca Juga: Ditinggal Istri Berangkat TKI, Ayah Tega Cabuli Kedua Anak Kandungnya yang Masih Kecil Berulang Kali

"Tak aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras, di mana beliau diminta untuk menarik pernyataannya. Beberapa negara di Timur Tengah sudah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Prancis," katanya.

Oleh karena itu, dirinya meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia.

Nantinya, dirinya akan meminta penjelasan komprehensif mengenai pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menyudutkan Islam dan umat Islam.

Baca Juga: Batal Jadi Saksi Pernikahan Kevin Aprilio, Jokowi Berdoa: Semoga Harmonis Seperti Simfoni yang Indah

"Ternyata pernyataan Macron tentang Islam sebagai pemicu utama di banyak kasus kekerasan di dunia, terutama jika umat Islam mayoritas, ini sangat berbahaya, seakan menyamakan Islam agama kekerasan dan intoleran," kata Muhyiddin.

Muhyiddin mengemukakan bahwa saat ini jumlah Muslim di Prancis terus bertambah, dan peran mereka dalam pembangunan negara itu tidak bisa disepelekan.

"Delapan juta Muslim Prancis punya andil besar dalam membangun negara tersebut. Para pemain sepak bola Muslim Prancis juga telah berkontribusi besar kepada bangsa dan negara Prancis," ujar Muhyiddin.

Baca Juga: La Nina Berpotensi Sebabkan Banjir dan Longsor, Kemensos Tingkatkan Kewaspadaan di Sejumlah Daerah

Oleh sebab itu, menurut Muhyiddin, Emmanuel Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama kepada Islam. Kebebasan tanpa batas dan melawan norma justru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x