"PDIP ini istilahnya sudah tinggal enak masuk, tapi masih banyak di kalangan PDIP yang kurang disiplin," kata Megawati.
Mantan Presiden Indonesia ke-5 ini pun meminta kepada pengurus partai yang belum mempunyai kantor agar segera membangun kantor sebagai wadah anggota partai bertemu dan menampung aspirasi dari masyarakat.
Baca Juga: Buat Warganet Iri, Ridwan Kamil Pamer Keromantisan di Tengah Guyuran Hujan Bersama sang Istri
"Gimana akan maju kalau enggak bisa bertemu rakyat. Karena dompleng, nyewa, kontrak. Itulah dalam keputusan saya semua aset partai adalah milik DPP partai," kata Megawati.
Seperti diketahui, partai yang identik dengan warna merah tersebut merupakan pecahan dari PDI bentukan 1973 yang lahir setelah peristiwa berdarah Kudatuli pada 27 Juli 1996.
Setelah peristiwa berdarah tersebut, PDI akhirnya terbagi menjadi dua buah partai pada 1999, yaitu PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri serta Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) pimpinan Budi Hardjono.
Baca Juga: Sokong Pemerintah Kecam Sikap Presiden Prancis, Menag: Kebebasan Berpendapat Tidak Boleh Kebablasan
Namun, yang dinilai berhasil meraih masa dari PDI sebelumnya adalah PDIP, sedangkan PPDI gagal meraih suara dari bekas PDI hingga akhirnya bubar pada 2014 setelah menyatakan diri bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akibat gagal lolos verifikasi Pemilu.***