Ia mengatakan tentang pentingnya masyarakat di kawasan Gunung Merapi tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan situasi gunung berapi dengan wilayah meliputi Kabupaten Boyolali, Klaten, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (D.I. Yogyakarta) itu.
Jika sewaktu-waktu Merapi erupsi, katanya, masyarakat sudah harus siap dengan berbagai perbekalan, termasuk surat-surat penting, untuk mengungsi.
Baca Juga: KSP: Pemerintah Merancang Sejumlah Program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Kesiagaan itu, terutama bagi mereka yang tinggal di dusun yang masuk kawasan rawan bencana (KRB). Sejumlah pedukuhan di Desa Jrakah yang masuk KRB III, yakni Sepi, Sumber, Jarak, dan Jrakah.
"Mereka, suatu saat terjadi erupsi tinggal membawa bekalnya atau tas koper ke tempat pengungsian," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Terkait dengan pengungsian, Pemerintah Desa Jrakah sudah menjalin kerja sama Program Desa Persaudaraan dengan Desa Karanggeneng, Kabupaten Boyolali.
Baca Juga: Bocorkan Tujuan Kepulangan Habib Rizieq, Mahfud MD Tak Segan Beri Peringatan
Jika Merapi sewaktu-waktu erupsi, warga Jrakah mengungsi ke Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali. Namun, evakuasi warga ke pengungsian harus menunggu instruksi Pemkab Boyolali.
Kepala Desa Klakah Marwoto mengemukakan pihaknya rapat koordinasi dengan sejumlah tokoh warga dan relawan desa untuk menyikapi peningkatan status aktivitas vulkanik Merapi.
Selain itu, berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali terkait dengan pengangkutan pengungsi dan logistik di tempat pengungsian, serta penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dalam proses evakuasi dan di tempat pengungsian.