Tanggapi Fenomena Akhir-akhir ini, Ma'ruf Amin: Alquran Tidak Cukup Dipahami Secara Harfiah

PR BEKASI - Penutupan acara Musabaqah Tilawatil Alquran (MTQ) Nasional XXVIII tahun 2020 yang dilaksanakan di Padang, Sumatra Barat resmi berakhir.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, Alquran tidak cukup dipahami secara harfiah tanpa mengerti konteks ayat dan konteks sosial.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, kitab suci Alquran tidak cukup hanya dipahami secara harfiah atau tekstual, melainkan harus ditafsirkan bersama dengan ilmu-ilmu lain untuk dapat diamalkan bagi keberlangsungan kerukunan hidup masyarakat.

Baca Juga: Tanggapi Usulan Pembubaran FPI, DPR: Ini Harus Direspon Negara,Tak Usah Ragu

Beberapa ilmu yang dapat digunakan untuk memahami Alquran antara lain Bahasa Arab, termasuk nahwu dan sharaf, ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil Alquran, ilmu ijazul Quran, dan ilmu asbabun nuzul, kata Ma’ruf Amin saat menutup MTQ Nasional XXVIII secara virtual dari Jakarta, Jumat malam.

Bahkan, pada saat ini kita perlu juga menjadikan ilmu sosial, ilmu alam, dan humaniora sebagai ilmu bantu dalam memahami ayat-ayat Al Quran.

"Dengan demikian, kita memahami Alquran tidak hanya secara harfiah tanpa mengerti konteks ayat dan konteks sosial yang menjadi latar belakang turunnya ayat,” ucap Ma’ruf Amin, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat Malam, 20 November 2020.

Untuk memahami Alquran secara benar, lanjut Ma’ruf Amin, diperlukan metodologi yang telah disepakati oleh para ulama dalam memahami atau menafsirkan ayat-ayat di dalamnya.

Baca Juga: Ikuti Jejak sang Kakak Adera, Segara Banyu Bening Ungkap Sosok Inspirasi Selain Ayah Ebiet G. Ade