BWF Terus Memohon Soal Kejadian 'Memalukan' di All England 2021, Marcus Gideon: Jangan Hanya Minta Maaf

23 Maret 2021, 07:31 WIB
Ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon melalui babak pertama All England 2021 dengan menyingkirkan wakil tuan rumah Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen dengan rubber game 21-12, 19-21, 21-9 di Utilita Arena Birmingham, Rabu 17 Maret 2021 /ANTARA/PP PBSI

PR BEKASI - Federasi Bulu Tangkis Dunia BWF secara resmi menyampaikan permintaan maaf kepada bangsa Indonesia.

Permintaan maaf tersebut terkait insiden tim Indonesia yang dipaksa untuk mundur oleh BWF dalam turnamen super 1000 Yonex All England 2021.

Menanggapi surat tersebut, perwakilan tim bulu tangkis Indonesia melalui Ganda Putra Marcus Fernaldi Gideon mengaku tidak puas dengan permintaan maaf BWF.

Marcus Gideon yang kembali berlaga di kejuaraan bulu tangkis merasa kecewa terlebih di saat turnamen selama pandemi covid-19 semakin sedikit.

Baca Juga: Kasus Habib Rizieq Hasil Operasi Intelijen Skala Besar, Refly Harun Syok: Kita Doakan agar HRS Dapat Keadilan

Baca Juga: Terus Diserang Netizen Indonesia, Presiden BWF Kirim Surat Minta Maaf ke Jokowi Soal Kisruh All England 2021 

Menurut pasangan Kevin Sanjaya tersebut, seharusnya BWF mempunyai proyeksi persiapan yang lebih baik untuk menghindari kejadian seperti yang dialami Indonesia.

"Persiapan harus lebih matang. Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) cuma minta maaf tanpa ada pertanggjungjawaban yang pasti," tutur Marcus Gideon dalam konferensi pers virtual, Senin, 22 Maret 2021.

"Jangan hanya minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," sambungnya.

Sebelumnya, pada 21 Maret 2021, melalui surat resmi yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Presiden BWF resmi melayangkan permohonan maafnya.

Presiden BWF Poul-Erik Hoyer menyatakan bahwa pihaknya telah menyesali dan kecewa terhadap kejadian tersebut.

Baca Juga: Kisruh Demokrat Dianggap sebagai Bahaya Demokrasi, Mardani Ali Sera: Demokrasi Tanpa Partai Kuat, Nothing 

"Saya dengan tulus menyampaikan permohonan maaf atas kesedihan dan frustasi yang dialami oleh seluruh pemain dan tim Indonesia," kata Presiden BWF itu, dikutip dari Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa 23 Maret 2021.

"Atas nama seluruh jajaran BWF, saya menyampaikan permohonan maaf ini kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar RI untuk Inggris, para pejabat, Ketua Umum PBSI dan jajarannya, rakyat Indonesia dan terutama seluruh komunitas dan penggemar bulu tangkis di Indonesia," tambahnya.

BWF pun mengakui bahwa tim Indonesia merupakan tim yang sangat patut diperhitungkan di dunia.

Karena Indonesia kerap merajai berbagai kejuaraan dunia dan menjadi harapan masyarakat di tingkat internasional.

Pada kejadian tersebut, menurut BWF merupakan pembelajaran berharga karena untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan bulu tangkis ke depannya.

Baca Juga: Ceramahi Juliari soal Korupsi Seminggu Sebelum Ditangkap, Dasad Latif: Ini Kementerian Gampang Masuk Neraka 

Dalam surat itu, BWF berharap hubungannya setelah ini dengan Indonesia masih akan terjalin dengan baik.

Karena mengingat hubungan tersebut sudah terjalin sejak lama.

"Kami percaya bahwa hubungan luar biasa yang sudah terjalin lama antara Indonesia dengan BWF akan tetap harmonis dan bahkan lebih kuat di masa mendatang," lanjutnya.

Seperti Marcus Gideon, atlet seniot Greysia Polii juga menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai BWF tidak memahami posisinya selain mejadi organisasi induk dan panitia.

Seharusnya BWF berperan sebagai penengah antara otoritas kesehatan negara penyelenggara dan atlet.

Baca Juga: Ceramahi Juliari soal Korupsi Seminggu Sebelum Ditangkap, Dasad Latif: Ini Kementerian Gampang Masuk Neraka 

Pada kasus penarikan timnas dari All England, BWF seharusnya bisa melindungi atlet dari kebijakan kepada Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS) yang terkesan dipaksakan untuk membawa timnas ke hotel isolasi.

"Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respons mereka saat diarahkan NHS. Misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaran dua arah lebih dulu dengan manajer tim. Tapi di kejadian kemarin mereka main paksa dan memutuskan sepihak," kata Greysia Polii menjelaskan.

Skuat Merah Putih sebenarnya memahami peran NHS selaku otoritas kesehatan Inggris yang harus dipatuhi oleh BWF.

Namun sebagai BWF, harusnya juga wajib memahami kebutuhan peserta sehingga merasa aman dengan naungan mereka.

Seperti yang diketahui, Tim Indonesia saat itu sedang melakukan pertandingan bulu tangkis di All England 2021.

Baca Juga: Tergeletak di Samping Tempat Tidur, Warga Mustika Jaya Digegerkan Tewasnya Seorang Guru 

Tim Indonesia diwajibkan menjalani karantina mandiri karena saat itu berada dengan salah satu penumpang yang terkena Covid-19. Penumpang itu sedang dalam perjalanannya ke Istanbul Turki.

Tim Merah Putih pun segera melakukan tes Covid-19 di Turki dan hasilnya pun negatif.

Namun, karena Pemerintahan Inggris harus mengikuti peraturan regulasinya terkait kontak fisik Covid-19, maka tim Indonesia pun dihentikan dari pertandingan All England 2021.

Atas kejadian itu, BWF pun dinilai tidak berkompeten dalam menyelenggarakan pertandingan, sehingga tim Indonesia harus merasakan kerugian.

Tetapi kini tim Indonesia sudah kembali ke Tanah Air dan tidak perlu isolasi mandiri seperti yang diinstruksikan Badan Layanan Kesehatan Inggris.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler