Kiper Myanmar Minta Suaka Usai Beri ‘Salam Tiga Jari’ Saat Kualifikasi Piala Dunia 2021

- 18 Juni 2021, 09:15 WIB
Kiper Tim Nasional Myanmar Pyae Lyan Aung minta suaka di Jepang setelah dirinya melakukan salam tiga jari saat kualifikasi Piala Dunia 2021.
Kiper Tim Nasional Myanmar Pyae Lyan Aung minta suaka di Jepang setelah dirinya melakukan salam tiga jari saat kualifikasi Piala Dunia 2021. /Tangkapan Layar Twitter/ @poppymcp

 

PR BEKASI – Kiper Tim Nasional Myanmar Pyae Lyan Aung meminta suaka di Jepang setelah dirinya melakukan salam tiga jari ala ‘ The Hunger Games’ saat siaran tanding Myanmar Vs Jepang yang diadakan di Chiba, Jepang.

Pertandingan tersebut diadakan untuk memperebutkan jatah menuju Piala Dunia 2022 di Qatar nanti. Meski kesempatan Timnas Myanmar dinilai kecil untuk lolos mengikuti Piala Dunia 2021.

Selain itu pertandingan di Jepang merupakan pertandingan internasional pertama yang dilakukan timnas Myanmar usai negara itu dikudeta oleh Junta Myanmar pada Februari 2021.

Maka ketika tiba saatnya Myanmar menghadapi Jepang pada Jumat, 28 Mei 2021 tidak mengherankan jika mereka dihempaskan dengan kekalahan telak 10-0.

Baca Juga: Kudeta Myanmar Belum Usai, PBB Laporkan 100 Ribu Warga Myanmar Mengungsi

Namun, Myanmar mendapat satu kemenangan kecil simbolis di tengah pertandingan yang mengecewakan tersebut.

Setelah Pyae Lyan Aung mengangkat salam tiga jari yang ikonik saat lagu kebangsaan Myanmar dimainkan sebelum pertandingan. Dan langkah berani itu disiarkan langsung di televisi Jepang.

Salam tiga jari telah digunakan oleh berbagai gerakan protes di Asia sebagai simbol pembangkangan terhadap pemerintahan otoriter.

Dalam kasus Myanmar, salam tiga jari secara luas digunakan untuk menunjukkan dukungan bagi demonstran pro-demokrasi.

Baca Juga: Menlu Indonesia Desak ASEAN Segera Kirim Utusan ke Myanmar

Khawatir hidupnya akan dalam bahaya jika dia kembali ke Myanmar, Pyae Lyan Aung mengatakan kepada pejabat bandara Jepang pada Jumat, 18 Juni 2021 bahwa dia tidak akan naik pesawat kembali ke rumah, lapor Kyodo News.


"Pemerintah dan rakyat Jepang harus mengetahui situasi Myanmar. Saya meminta kerja sama Anda (Pemerintah Jepang)," kata Pyae Lyan Aung seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mashable pada Jumat, 18 Juni 2021.

Pyae Lyan Aung mengatakan dia tidak akan kembali ke Myanmar sampai Aung San Suu Kyi diangkat kembali sebagai pemimpin negara itu.

Namun, dia menyebutkan bahwa jika salah satu rekan satu timnya atau anggota keluarganya dipaksa untuk menghadapi hukuman atas namanya, dia akan segera kembali untuk menanggung semua tanggung jawab, meski dia akhirnya ditangkap.

Baca Juga: Para Selebritas Myanmar Ditahan, Dianggap Sebagai Penentang Kudeta

Tapi untuk saat ini, semua perhatian tertuju pada pemain.

Jepang biasanya tidak menerima banyak permintaan suaka. Untungnya, pada bulan Mei, Departemen Kehakiman negara itu memutuskan untuk memberikan semua penduduk Myanmar di negara itu perpanjangan visa sebagai tindakan darurat karena kekerasan yang terjadi di rumah.

Setelah kudeta Februari, Jepang membekukan semua bantuan baru ke Myanmar, dengan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi memperingatkan junta bahwa bahkan proyek yang ada akan dihentikan jika kekerasan di Myanmar terus berlanjut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Mashable


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah