Dituding Bertanggung Jawab Soal Kematian Maradona, Koordinator Medis Tega Membantah

- 22 Juni 2021, 06:35 WIB
Koordinator medis tegas membantah tudingan harus bertanggung jawab soal kematian bintang sepak bola legendaris, Maradona.
Koordinator medis tegas membantah tudingan harus bertanggung jawab soal kematian bintang sepak bola legendaris, Maradona. /REUTERS/Agustin Marcarian

 

PR BEKASI - Koordinator Medis yang bertanggung jawab atas perawatan di rumah Diego Maradona membantah bahwa dirinya bertanggung jawab atas kematian legenda sepak bola Argentina tersebut.

Hal itu diakuinya ketika ditanyakan oleh jaksa di Argentina pada Senin 21 Juni 2021 dan mengatakan bahwa dia hanya berperan pada hal-hal 'administratif'.

Nancy Forlini (52), merupakan orang keempat dari tujuh orang perawat medis yang diselidiki untuk bersaksi dalam kasus yang menghebohkan Argentina.

Seperti tiga orang sebelumnya, Forlini melemparkan tanggung jawab kepada dokter yang merawat Maradona.

Baca Juga: Inter Milan Berhasil Tahan Napoli di Stadion Diego Armando Maradona, Antonio Conte Puji Christian Eriksen

Kapten pemenang Piala Dunia 1986 diketahui meninggal akibat serangan jantung pada November 2020 lalu di usia 60 tahun, hanya berselang beberapa minggu setelah menjalani operasi otak untuk pembekuan darah.

"Saya tidak pernah memiliki akses ke riwayat medis yang dibuat oleh dokter yang merawat," ujar Folini dalam sebuah pernyataan tertulis yang diserahkan kepada jaksa di San Isidro, sumber dekat kasus tersebut kepada AFP sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, Selasa, 22 Juni 2021.

Forlini menggunakan haknya untuk tidak menjawab pertanyaan di kantor kejaksaan di pinggiran ibu kota Buenos Aires tersebut.

Namun, dirinya mengklaim dalam pernyataan tertulisnya bahwa pekerjaannya hanya terbatas pada mengelola perawatan yang ditentukan oleh dokter umum Maradona, Leopoldo Luque dan Psikiaternya Augustina Cosachev.

Baca Juga: Curigai Penyebab Kematian Diego Maradona, Jaksa Argentina Lakukan Penyelidikan

Keduanya sedang diselidiki dan direncanakan untuk diwawancarai akhir pekan ini.

Jaksa sendiri membuka penyelidikan setelah dewan ahli yang menyelidiki kematian Maradona menemukan bahwa dia telah menerima perawatan yang tidak memadai dan dibiarkan begitu saja untuk waktu yang lama.

Pekan lalu, perawat Dahiana Gisela Madrid (36) dan Ricardo Amiron (37), dua orang yang melihat Maradona sebelum meninggal, dan juga koordinator perawat Mariano Perrono (40), ketiganya membantah bertanggung jawab dan mengatakan kepada jaksa bahwa mereka hanya mengikuti perintah dokter yang merawat.

Forlini berkata bahwa pekerjaannya adalah untuk mengatur layanan perawatan 24 jam dan perawatan terapeutik berdasarkan perawatan yang ditentukan oleh Luque dan Cosachov.

Baca Juga: Cerita di Hari Duka Diego Maradona, 3 Petugas Pemakaman Tiba-tiba Dipecat Hingga Bentrokan Warga

"Dalam kasus ini, sangat jelas bahwa permintaan itu khusus untuk perawatan.

"Kemungkinan rawat inap, bahkan jika tidak disengaja, tersedia untuk tim medis yang merawat jika psikiater memutuskan itu perlu," lanjut Forlini dalam pernyataannya.

Forlini mengaku dia bahkan belum pernah ke rumah tempat Maradona mendapat perawatan dan hanya berbicara dengan Luque dan Cosachov melalui telepon.

"Saya bahkan tidak mengenal pasien atau orang-orang di sekitarnya. Kontak saya dengan pengasuh, kadang dengan keluarga dan dokter yang merawat," ujarnya.

Baca Juga: Diego Maradona Meninggal, Presiden Argentina Umumkan 3 Hari Berkabung Hingga Warga Turun ke Jalan

Baik Almiron maupun Madrid mengatakan kepada jaksa awal pekan ini bahwa rumah yang disewa untuk Maradona tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk merawat pasien yang menderita penyakit jantung.

Keduanya mengatakan mereka tidak diberitahu bahwa dia menderita penyakit jantung dan telah diperintahkan untuk tidak mengganggunya saat dia beristirahat.

Maradona sendiri telah berjuang untuk melawan kecanduan kokain dan alkohol.

Mantan pemain Boca Juniors dan Napoli menderita gangguan hati, ginjal, dan kardiovaskular saat meninggal.

Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia, Pele Berduka: Suatu Hari Nanti, Kita Akan Main Bola di Langit Sana

Dua anak Maradona menyalahkan Luque atas kondisi ayah mereka yang malah memburuk setelah melakukan operasi otak.

Sebuah panel yang terdiri dari 20 ahli medis yang diadakan oleh jaksa penuntut umum Argentina mengatakan bulan lalu bahwa perawatan Maradona penuh dengan kecurigaan dan tim medis dianggap telah memasarahkan kelangsungan hidupnya kepada 'takdir'.

Jika terbukti bersalah, tujuh orang tersebut terancam mendapatkan hukuman antara delapan dan 25 tahun penjara.

Maradona merupakaan idola bagi rakyat Argentina setelah membantu tim nasionalnya memenangkan gelar Piala Dunia mereka yang kedua pada tahun 1986 lewat 'gol tangan tuhan' yang dibuatnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah