Pecundangi Mantan Klubnya, Kingsley Coman Jadi Pahlawan Bayern Muenchen Raih Gelar ke-6

- 24 Agustus 2020, 08:41 WIB
Kingsley Coman menjadi pencetak gol tunggal yang membawa Bayern Muenchen menjuarai kembali Liga Champions.*
Kingsley Coman menjadi pencetak gol tunggal yang membawa Bayern Muenchen menjuarai kembali Liga Champions.* /twitter.com/fcbayernEN

PR BEKASI - Kingsley Coman menjadi pahlawan kemenangan Bayern Muenchen untuk meraih gelar paling bergengsi di Eropa, Liga Champions untuk keenam kalinya pada Senin, 24 Agustus 2020 waktu Indonesia.

Ia berhasil mencetak gol melawan mantan klubnya,  Paris Saint-Germain (PSG) untuk membuat Bayern Muenchen unggul 1-0 di final Liga Champions pertama yang dimainkan tanpa penonton.

Hasil tersebut membuat Bayern Muenchen kembali memenangi finalnya tersebut sejak 2013. Sementara PSG belum sama sekali mengangkat trofi tersebut meskipun dana lebih dari 1 miliar dolar telah dihabiskan untuk belanja pemain dalam sembilan tahun terakhir.

Baca Juga: Berjalan Ketat, Bayern Muenchen Tumbangkan PSG dengan Skor Tipis

Lebih dari 500 juta dolar telah dihabiskan untuk membeli Neymar, Kylian Mbappe hingga Angel Di Maria. Tetapi tim asuhan Thomas Tuchel tersebut masih jauh dari kata tangguh untuk mengancam raksasa Bavarians yang terlihat lebih percaya diri di panggung terbesar klub sepak bola Eropa tersebut.

Tiga penyerang mahal mereka nampak kurang efektif dalam penyelesaian akhir di depam gawang sehingga  tidak bisa mencetak gol di depan gawang lawan. 

Kingsley Coman yang berusia 24 tahun menerobos masuk tanpa penjagaan pertahanan PSG dan dengan tenang menerima umpan silang dari Joshua Kimmich untuk menyundul bola ke tiang jauh Keylor Navas pada menit ke-59.

Itu adalah gol ke-43 Bayern dari musim sempurnanya di kompetisi Eropa yang membuat Bayern Muenchen menjadi tim pertama yang memenangkan semua pertandingan di Liga Champions secara sempurna.

Baca Juga: Kabar Terbaru Proyek Tanggul Laut Raksasa di Jakarta, KRCC Siap Rampungkan Laporan Akhir Tahun Ini

"Ketika Anda memenangkan gelar seperti ini (Liga Champions) dengan rekan-rekan tim yang telah berjuang di lapangan bersama," kata Joshua kimmich setelah pertandingan berakhir yang dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Senin, 24 Agustus 2020.

Ini menunjukkan perubahan yang luar biasa musim ini di bawah pimpinan Hansi Flick, yang muncul pada November 2019 lalu setelah dipromosikan menjadi pelatih Bayern Muenchen setelah awal musim terseok-seok di posisi keempat Bundesliga.

Bayern pun tergabung dengan juara bertahan Liverpool sebagai juara UEFA Champions League sebanyak enam kali, membuntuti AC Milan (7) dan Real Madrid (13). 

Final Champions League ini adalah final pertama yang berakhir 1-0 sejak Real Madrid mengalahkan Juventus pada 1998 yang juga merupakan final terakhir yang menampilkan tim-tim yang lolos sebagai juara domestik.

Baca Juga: Bertekad Mewujudkan Swasembada Daging, Mentan Panen 1.000 Ekor Pedet di Lombok

Di saat peluit akhir dibunyikan, Neymar pun meneteskan air mata dan tak kuasa disambut pelukan pemain rival, David Alaba.

"Mereka lebih baik daripada kami," kata gelandang PSG Ander Herrera. "Ketika Anda melawan tim top lain di Eropa, jika Anda tidak mencetak gol, mereka akan melakukannya," sambungnya.

Neymar memang memulai gerakan yang membuat Ander Herrera dan Angel Di Maria ikut berkontribusi, tetapi pemain Argentina itu hanya bisa menyerang.

Pertukaran antara Herrera dan Mbappe sebelum turun minum hanya berakhir dengan tembakan lemah dari penyerang Prancis itu.

Mungkin satu-satunya kejutan adalah tidak ada nama penyerang Bayern, Robert Lewandowski yang mencatatkan namanya dalam gol ke-56 musim ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah