Selain Tak Berwarna Hitam, Berikut 6 Fakta 'Black Box' Bagian Pesawat Paling Dicari Saat Kecelakaan

11 Januari 2021, 14:44 WIB
Kotak hitam dari pesawat Asiana yang jatuh dari landasan pacu di bandara San Francisco pada 6 Juli 2013. /Twitter: @NTSB / ABC

PR BEKASI - Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 diketahui terjatuh di sekitar perairan Pulau Laki.

Hingga kini proses pencarian masih dilakukan, termasuk komponen pesawat, Black Box atau kotak hitam yang telah ditemukan titik lokasinya.

Black Box merujuk pada alat perekam data yang berada di pesawat selama penerbangan.

Telah banyak diketahui bahwa black box sendiri tidak memiliki warna hitam seperti namanya.

Baca Juga: Daging Ayam Broiler dan Telur Ayam Broiler Turun, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat 

Selain itu berikut 6 fakta tentang black box, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC News pada Senin, 11 Januari 2021:

1. Black box terdiri dari dua bagian

Black box terdiri dari dua bagian terpisah, yakni perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR).

Kedua peralatan ini wajib ada di penerbangan komersial atau jet swasta. FDR merekam hal-hal seperti kecepatan udara, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar.

Versi awal menggunakan string kawat untuk menyandikan data, tapi hari ini alat itu menggunakan papan memori solid-state.

Perekam solid-state di pesawat besar dapat melacak lebih dari 700 parameter.

Baca Juga: Daging Ayam Broiler dan Telur Ayam Broiler Turun, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat 

2. Penemu Black Box orang Australia

Ayah Dr David Warren tewas dalam kecelakaan pesawat Selat Bass pada tahun 1934, ketika David baru berusia sembilan tahun.

Pada awal 1950-an, Dr Warren memiliki ide untuk membuat sebuah unit yang dapat merekam data penerbangan dan percakapan kokpit untuk membantu para analis mengumpulkan peristiwa yang menyebabkan kecelakaan.

Dia menulis memo untuk Aeronautical Research Center di Melbourne yang berjudul "A Device for Assisting Investigation in Aircraft Accidents", dan pada tahun 1956 menghasilkan prototipe perekam penerbangan yang disebut "Unit Memori Penerbangan ARL".

Awalnya, penemuan Warren tidak mendapat banyak perhatian. Hingga lima tahun kemudian, alat tersebut diproduksi di Inggris dan AS.

Meski demikian, Australia adalah negara pertama yang mewajibkan teknologi tersebut.

Baca Juga: Viral Pengunjung 'Tumpah' karena Tiket Murah, Pemkab Bekasi Tutup Sementara Waterboom Lippo Cikarang 

3. Para ahli tidak menyebutnya 'black box'

Istilah black box memang yang paling populer, tapi para ilmuwan tidak menyebutnya demikian.

Ada beberapa teori tentang asal-usul nama black box, mulai dari desain awal yang sangat gelap di bagian dalam, deskripsi jurnalis tentang "black box yang indah", hingga hangus saat terjadi kebakaran pasca-kecelakaan.

Para ahli menyebut black box sebagai perekam data penerbangan elektronik.

Peran mereka adalah untuk melacak secara rinci informasi dalam penerbangan, merekam semua data penerbangan seperti ketinggian, posisi dan kecepatan serta semua percakapan pilot.

Baca Juga: Unggahannya Bikin Gaduh Publik, Ali Ngabalin: Tak Ada Niat Apapun untuk Sebarkan Sesuatu yang Salah 

4. Hanya 2 jam Percakapan Kokpit yang Disimpan

Perekam digital memiliki penyimpanan yang cukup untuk 25 jam data penerbangan, tetapi hanya dua jam dapat merekam suara di kokpit.

CVR melacak interaksi awak satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara, tetapi juga kebisingan latar belakang yang dapat memberikan petunjuk penting bagi penyelidik.

Versi pita magnetik sebelumnya hanya dapat merekam 30 menit percakapan dan kebisingan kokpit.

Baca Juga: Guru Besar USU Diduga Hina dan Sebut SBY Tak Bernyali Layaknya Jokowi, Ossy: Profesor Minim Etika 

5. Butuh waktu lama untuk menemukan black box

Black box dilengkapi dengan suar atau sinyal pencari lokasi bawah air yang mulai mengeluarkan denyut jika sensornya menyentuh air.

Black box masih dapat aktif hingga kedalaman lebih dari empat kilometer dan dapat melakukan "ping" sekali dalam satu detik selama 30 hari sebelum baterainya habis.

Kasus pesawat Air France 447 yang jatuh di Samudra Atlantik pada 1 Juni 2009, tim penelusuran membutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan black box pesawat.

Meski lama ditemukan, black box tersebut tetap dapat memberi informasi berharga tentang apa yang sebenarnya terjadi sebelum kecelakaan pesawat itu.

Baca Juga: Tak Kenal Lelah, Basarnas Kembali Temukan 4 Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air Siang Ini 

6. Black box hampir tidak bisa dihancurkan

FDR biasanya dibungkus ganda dengan titanium atau baja tahan karat dan harus mampu menahan berbagai kondisi yang mengerikan.

Sebelum digunakan, black box harus lulus serangkaian uji ketahanan.

Mulai dari dapat menahan benturan dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam, beban statis 2,25 ton setidaknya selama lima menit, tahan saat dibakar api dengan suhu maksimum 1.100 derajat Celsius selama satu jam, dan tekanan air di kedalaman 6.000 meter.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler