Badai Matahari Kuat Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Satelit dan Komunikasi Diprediksi Terganggu

2 Mei 2021, 07:45 WIB
Sebuah badai Matahari kuat akan menghantam Bumi pada Minggu, 2 Mei 2021. /NASA/Steel Hill /

PR BEKASI – Sebuah badai Matahari berkecepatan di 1.8 juta kilometer per jam akan menghantam Bumi pada Minggu, 2 Mei 2021.

Hantaman badai Matahari dengan kekuatan yang cukup kuat tersebut berpotensi menyebabkan gangguan terhadap jaringan satelit.

Para peneliti menemukan lubang di atmosfer Matahari yang mengeluarkan partikel Matahari ke luar angkasa dengan kecepatan 500 kilometer per detik yang menyebabkan badai Matahari.

"Aliran partikel dari badai Matahari tersebut berada pada jalur hantaman langsung dengan Bumi, dan akan terjadi pada hari ini," kata para ahli, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Star.

Baca Juga: Tips Hindari Alat Tes Covid-19 Bekas yang Bisa Bahayakan Tubuh, Jangan Terjebak seperti di Kualanamu

Badai Matahari tersebut telah diberi label badai kelas G1 yang dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik yang lemah dan dapat memiliki dampak kecil pada operasi satelit.

Tetapi badai Matahari ini relatif tidak signifikan saat semburan api Matahari pergi, dan fenomena ini diketahui sering terjadi.

Diketahui, Matahari secara teratur meletuskan suar ke luar angkasa, dan sebagian besar tidak berbahaya bagi Bumi.

Meskipun demikian, Matahari sepenuhnya mampu menghasilkan jilatan api matahari yang dapat melumpuhkan teknologi manusia.

Baca Juga: Dihantam Badai Covid-19, PM India Malah Minta Warganya Tetap 'Nyoblos' di Pemilu 

Para ahli diketahui telah memperingatkan bahwa kejadian seperti ini adalah masalah "kapan, bukan jika".

Badai Matahari besar terakhir yang menghantam bumi terjadi pada tahun 1989, dan menyebabkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada.

Ini bisa jadi disebabkan oleh batuan konduktif di Bumi yang membajak energi berlebih ke jaringan nasional, membuatnya kewalahan.

Badai Matahari yang intens juga dapat merusak sistem satelit, karena pemboman partikel Matahari dapat memperluas magnetosfer Bumi, yang membuat sinyal satelit lebih sulit untuk dilewati.

Baca Juga: Nahas! Menteri Transportasi Argentina Tewas Usai Kecelakaan Tunggal di Tengah Badai

Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi kapan dan dimana badai Matahari besar akan melanda, tidak dapat dihindari bahwa badai Matahari akan menghantam planet ini di masa depan.

Karena itu, para ahli mengeluhkan kurangnya persiapan untuk peristiwa cuaca luar angkasa yang ekstrem, memperingatkan bahwa hal itu dapat menelan biaya triliunan dan menyebabkan kepanikan yang meluas.

Perusahaan konsultan risiko Drayton Tyler mengatakan kerugian yang ditimbulkan oleh Badai Matahari diprediksi akan mencapai triliunan dollar AS.

"Dalam kasus terburuk, biaya langsung dan tidak langsung cenderung mencapai triliunan dolar dengan waktu pemulihan bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan," katanya.

Baca Juga: Badai Pasir Terburuk dalam Satu Dekade, Ubah Langit Beijing jadi Kuning dan Ciptakan Ilusi ‘Matahari Biru’

"Kemungkinan terjadinya peristiwa sebesar itu diperkirakan oleh Royal Academy of Engineering Inggris sebagai satu dari sepuluh dalam dekade mana pun," sambung pernyataan perusahaan tersebut.

Selain menyebabkan gangguan pada jaringan satelit dan komunikasi, badai Matahari juga menyebabkan sebuah fenomena langit indah bernama aurora yang dapat disaksikan di wilayah Kutub Utara dan Kutub Selatan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler