Tahukah Anda Manusia Bernapas Hanya dengan Satu Lubang Hidung?

7 Oktober 2021, 16:08 WIB
Ilustrasi. tahukah Anda bahwa manusia hanya bernapas dengan satu lubang hidung? /Pixabay

PR BEKASI - Tahukah Anda bahwa selama ini kebanyakan orang bernafas hanya melalui satu lubang hidung saja?

Lalu mengapa hal itu bisa terjadi? padahal lubang hidung manusia diciptakan ada dua, mengapa kita jarang bernapas menggunakan dua lubang hidung sekaligus?

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Live Science, Kamis, 7 Oktober 2021, menurut Dr. Michael Benniger, Dokter Kepala dan Leher di Klinik Cleveland, pada waktu tertentu, manusia melakukan sekitar 75 persen dari pernapasan berasal dari satu lubang hidung.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 29 Agustus 2021: Reyna Tak Akui Nino Sebagai Ayahnya, Al dan Andin Bernapas Lega

Sedangkan 25 persen sisanya dilakukan melalui lubang hidung yang lain. Lubang hidung dominan berganti sepanjang hari, hal ini disebut dengan nasal cycle atau siklus hidung.

Meskipun kita sering tidak menyadari, selama siklus hidung berlangsung, salah satu lubang hidung akan tersumbat dan akhirnya hanya sedikit berkontribusi dalam aliran udara pernapasan.

Sementara, lubang hidung sebelahnya menjadi tidak tersumbat dan memberikan lebih banyak aliran udara untuk bernapas.

Baca Juga: 7 Negara yang Bisa Bernapas Bebas karena Tak Lagi Wajib Masker

Menurut studi tahun 2016 yang telah terbit di Jurnal PLOS One, rata-rata pola penyumbatan hidung ini berubah setiap 2 jam sekali.

Selain itu menurut penelitian itu juga dijelaskan bahwa orang yang tidak kidal cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan lubang kiri mereka untuk bernapas.

Namun menurut Benninger, tidak ada yang yakin mengapa siklus hidung terjadi. Namun terdapat salah satu teori yang banyak dipercayai, yaitu tujuannya untuk menjaga kelembaban lubang hidung.

Baca Juga: Sependeritaan Akibat Pendudukan Israel, Kristen Palestina: Kami seperti Tak Diizinkan Bernapas

"Beberapa orang berspekulasi bahwa itu ada hubungannya dengan membiarkan kelembaban menumpuk di satu sisi sehingga tidak terlalu kering," katanya.

Benninger juga melanjutkan, siklus yang sebenarnya terjadi setiap saat pada manusia tersebut mungkin dapat lebih terlihat saat tidur.

Jika seseorang berbaring miring ke kanan, misalnya, gravitasi akan menyebabkan lubang hidung bagian bawah atau lubang hidung kanan menjadi lebih sesak.

Jika siklus telah menetapkan lubang hidung kanan menjadi lebih padat secara alami pada saat itu, tidak ada efek yang berarti.

Baca Juga: Tak Bisa Bernapas, Pasien Covid-19 Ini Terima Paru-paru Baru dari Pendonor yang Masih Hidup

Tetapi jika siklus hidung telah membuat lubang hidung sebelah kiri lebih sesak dan lubang hidung sebelah kanan tersumbat karena posisi tidur miring, pernapasan mungkin menjadi sulit, dan orang tersebut mungkin terbangun.

Biasanya, lanjut Benninger, orang memperhatikan siklus hanya jika mereka memiliki penyumbatan yang konsisten pada satu sisi hidung mereka.

Meskipun hidung Anda mungkin terasa pengap saat Anda pilek, itu bukan karena siklus hidung.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler