Cegah Kepunahan, Peneliti Pasang GPS di Leher Panda Merah untuk Pantau Aktivitasnya di Hutan

13 Juni 2020, 12:41 WIB
ILUSTRASI panda merah.* /Pixabay/

PR BEKASI - Para pakar konservasi dikabarkan sedang melacak keberadaan panda merah di pegunungan Nepal sebagai upaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mendorong komoditas mereka menuju kepunahan.

Mamalia tersebut terancam punah dengan jumlah komoditasnya saat ini hanya beberapa ribu lagi yang terdapat di Himalaya Timur dan Barat Daya Tiongkok.

Dilansir BBC News oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, dikabarkan sebanyak sepuluh panda merah telah dipasangi GPS di bagian leher untuk memantau jangkauannya di hutan dekat Gunung Kangchenjunga.

Baca Juga: Viral Ceramah Ustaz Sebut Lagu Balonku dan Naik-naik ke Puncak Gunung sebagai Ajakan Benci Islam 

Adapun alasan GPS disimpan di bagian leher, para pakar menilai bahwa hal tersebut akan bekerja dengan baik dan menghasilkan data menarik.

Dalam penelitiannya tersebut dikabarkan melibatkan para ilmuwan, dokter hewan, pejabat pemerintah Nepal, dan kelompok konservasi Red Panda Network.

"Ini adalah tonggak penting dalam konservasi panda merah," kata Man Bahadur Khadka, Direktur Jenderal Departemen Hutan dan Konservasi Tanah Nepal.

Sebanyak 10 panda merah telah dinamai oleh penduduk setempat di antaranya Paaru, Dolma, Chintapu, Mechhachha, Bhumo, Senehang, Ngima, Brian, Ninamma, dan Pralalddevi.

Baca Juga: Terbukti Terima Suap dan Gratifikasi, Imam Nahrawi Dituntut 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta 

Panda merah atau yang memiliki nama ilmiah Ailurus Fulgens ini biasanya berdiam diri di atas pohon berkayu, memanfaatkan cakar yang tajam, dan melengkung untuk mencengkram batang pohon.

Pada awalnya panda merah ini dianggap kerabat rakun, hal tersebut karena ekornya yang bercincin, dan kemudian dikaitkan dengan beruang.

Spesies ini sekarang dikenal sebagai famili sendiri dan salah satu mamalia yang paling berbeda secara evolusioner dan terancam punah di dunia.

Baca Juga: Peneliti Unair Berhasil Temukan Kombinasi Obat Lokal, Virus Corona Disebut Hilang Dalam 24 Jam 

Hilangnya hutan yang menyediakan tempat berteduh dan pasokan bambu utuk makanan adalah masalah besar bagi komoditas panda merah.

Konservasionis di Nepal berharap studi selama satu tahun ini akan memberikan data berharga tentang bagaimana melindungi lebih baik salah satu populasi terakhir yang tersisa.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler