PR BEKASI – Ada tradisi Tumpek Landep yang tengah diperingati masyarakat Hindu pada hari ini, 9 April 2022.
Tumpek Landep diperingati setiap 210 hari yaitu pada Sabtu wuku landep, kini momennya bertepatan dengan hari ini.
Tradisi Tumpek Landep adalah satu di antara banyak tradisi di tanah air yang bisa kita pelajari untuk diambil nilai-nilainya.
Baca Juga: Mengenal Paytren, Aplikasi yang Disebut Ustaz Yusuf Mansur dalam Video Viral
Masyarakat Hindu di Bali memiliki tradisi tersebut yang bernama Upacara Hari Raya Tumpek Landep.
Apa itu Tumpek Landep?
Nama tradisi ini berakar dari kata “Tumpek”, kata itu diambil dari kata “Tampa” yang berarti turun, dan ada kata “landep” yang berarti tajam.
Baca Juga: One Piece 1047, Shanks Datang ke Wano, Luffy Kalahkan Kaido sebelum Fajar
Kata Tampa menurut kamus Jawa kuno Indonesia mendapat sisipan “um” menjadi “Tumampak” yang bermakna dekat.
Akibat mengalami penumpukan huruf M, kata ini lalu berubah menjadi “Tumpek” dengan arti yang sama yakni turun.
Hari raya ini berarti peringatan turunnya manifestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa ke Bumi yang ditinggali manusia.
Baca Juga: Teori One Piece 1047, Misteri Dewa Petir Luffy Terungkap, Siapa Sosok Bernama Enel?
Makna Tumpek Landep
Ada makna yang lebih luas lagi dari tradisi ini yakni sebagai upacara yadnya selamatan terhadap segala alat yang tajam.
Selain itu, masyarakat Hindu bisa emohon kepada Bhatawa Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar alat atau senjata itu tetap bertuah.
Baca Juga: Bolehkah Sholat Witir 3 Rakaat Sekaligus? Simak Penjelasan Ulama
Makna yang bisa kita gali adalah kita bisa mengasah ketajaman pikiran serta memohon kekuatan lahir dan batin agar selamat dalam kehidupan.
Diharapkan umat Hindu bisa memupuk kesadaran agar tidak membuat masalah bagi umat manusia dan alam, dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman DJKN Kemenkeu.
Cara menjalankan tradisi Tumpek Landep
Baca Juga: Ada Ajakan Turut Aksi Nasional Geruduk Istana Negara 11 April 2022, Polisi Imbau Tak Mudah Percaya
Biasanya masyarakat memberikan tumpeng berisi beragam makanan seperti nasi putih, ikan asin, ayam, terasi merah, sedah, hingga buah-buahan.
Dihaturkan pula sesayut kusuma yudha, sesayut jayeng prang, daksina, suci, peras, dan canang saat momen tersebut.
Ada perbedaan dalam tata cara atau sarana yang digunakan, perbedaan itu menjadi indah di kalangan masyarakat Hindu.***