Fenomena Alam Cantik, Komet Neowise Bisa Dilihat Sempurna Petang Ini

23 Juli 2020, 18:39 WIB
Komet Neowise/Istimewa /

PR BEKASI - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto mengatakan Komet Neowise atau C/2020 F3 dapat dilihat dengan baik selepas magrib hingga matahari tenggelam.

"Komet Neowise baik dilihat setelah maghrib hingga matahari tenggelam sekitar pukul 19.40 WIB untuk pengamatan di Jakarta," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari ANTARA pada Kamis, 23 Juli 2020.

Komet itu melintasi titik terdekat dengan Bumi pada 23 Juli 2020 pada pukul 09.41 WIB dengan jarak terdekat 103,5 juta kilometer dari Bumi.

Baca Juga: Polisi Duga Yodi Prabowo Dibunuh Saat Tengah Malam, Kriminolog Ungkap Eksekusi Kematiannya 

Rhorom mengatakankan pada pengamatan pada Kamis Komet Neowise memang sudah samar dan redup, tapi masih mungkin dilihat dengan mata telanjang meski fitur koma atau ekor komet hampir tak terlihat dengan mata.

Komet berada di arah Barat Laut atau 45 derajat dari Barat dengan ketinggian sekitar 15 derajat.

Rhorom menuturkan tantangan terbesar mengamati komet dari Indonesia adalah kondisi cuaca.

"Mendung dan awan di dekat ufuk selalu menjadi penghambat," ucapnya.

Baca Juga: Tidak Sesuai Budaya Kamboja, Wanita Ini Diburu Polisi Usai Unggah Foto Seksi di Facebook 

Selain itu, komet sudah meredup sehingga identifikasinya menjadi lebih menantang.

"Perlu bantuan teleskop atau kamera digital untuk mendapatkannya," ujarnya.

Komet C/2020 F3 sudah ada di atas horizon langit Indonesia pada malam hari sejak 20 Juli 2020.

Semakin lama, komet akan semakin meninggi posisinya saat senja sehingga durasi komet bisa diamati lebih panjang.

Baca Juga: Covid-19 Kian Mengganas, Warga India Mulai Pasrah dan Sembah 'Dewi Corona' 

Namun, kecemerlangannya akan semakin meredup. Saat ini, komet berada di daerah rasi bintang Ursa Mayor (rasi Biduk), sekitar arah barat laut saat senja di akhir Juli 2020.

Karena komet sudah cukup redup, pengamatan menggunakan binokuler, teleskop, atau kamera dengan kemampuan bukaan panjang sangat dianjurkan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler