Mengenal Fenomena 'Bono' Ombak di Sungai Kampar, Tiap Bulan Purnama

16 November 2020, 11:27 WIB
Ilustrasi ombak. /EliasSCH/

PR BEKASI - Fenomena ombak bergulung-gulung lazimnya bisa dilihat di perairan sekitar pantai atau beberapa ratus meter menuju bibir pantai.

Tetapi tahukah Anda bahwa fenomena ombak pun dapat terjadi di sungai?

Fenomena itu disebut dengan istilah Bono, dan dapat disaksikan di Indonesia tepatnya di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Baca Juga: Dikukuhkan Eka Supria Atmaja, Satgas Lingkungan Hidup Dibentuk Hadapi Banjir di Bekasi

Uniknya, fenomena itu hanya muncul ketika terjadi bulan purnama (full moon) di penanggalan 12-16 hijriyah atau tahun sistem kalender Arab.

Penjelasan Ilmiah

Ini terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat air pasang (tidal bore).

Baca Juga: Kerumunan Terkesan Dibiarkan hingga Musisi Ingin Konser Dibolehkan, Tompi: Jangan Ikutan Salah

Menurut Guntur Adhi Rahmawan, peneliti lingkungan pesisir dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), adanya pertemuan tiga arus di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China Selatan, telah menciptakan tidal bore bernama bono.

Gelombang dari Selat Malaka dan Laut China Selatan akan menerobos ke muara sungai.

Saat melewati celah yang makin menyempit dan dangkal dari DAS Kampar, arus akan semakin cepat dan terjadi benturan besar.

Baca Juga: Kehidupan Bumi Terancam, Asteroid Raksasa Sebesar Dua Kali Monas Diperkirakan Tabrak Bumi Tahun 2068

Akibat bertemunya aliran sungai menyebabkan terjadi turbulensi dan menghasilkan ombak besar setinggi 4-5 meter mirip gelombang tsunami disertai dentuman keras.

Ombak bono di Sungai Kampar dikatakan besar karena bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dan bergerak dari muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Jarak yang ditempuh bono ini adalah sejauh 50-60 kilometer menyisir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dengan kecepatan rata-rata 40 kilomete per jam.

Baca Juga: Awal Pekan Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Alami Kenaikan dan Penurunan, Berikut Daftarnya

Semakin menjauh dari muara, maka tinggi ombak akan semakin mengecil tak lebih dari 70 sentimeter hingga 1 meter. Ombak besar ini pun diketahui mengalir berlawanan dengan arus sungai.

Favorit Peselancar

Meski ombak bono memberi efek destruktif pada daerah sekitar, tetapi ombak bono pun telah menjadi salah satu ikon pariwisata Provinsi Riau.

Baca Juga: Perkataannya Dinilai Nodai Nama Nabi Muhammad, Gus Mis Kaitkan Habib Rizieq dengan Abu Jahal

Sejak 2013, Pemerintah Kabupaten Pelalawan melirik bono sebagai potensi pariwisata, khususnya bagi turis dengan minat khusus seperti para peselancar.

Bahkan pemerintah setempat secara rutin menggelar event tahunan, International Bono Surfing Festival serta Bekudo Bono.

Bono Sungai Kampar mulai mendunia saat dikunjungi Antony Colas, penulis buku panduan berselancar terkemuka, World Stormrider Guide, pada September 2010.

Baca Juga: Sederet Peristiwa Penting 16 November: Hari Toleransi Internasional hingga Asteroid 301 Bavaria

Peselancar perempuan Indonesia Gemala Hanafiah pun pernah menjajal ombak bone tersebut.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler