Mengenal Sosok RA Kartini, Mulai dari Kisah Hidup, Surat-surat hingga Akhir Hayatnya

- 21 April 2021, 09:30 WIB
Mengenal sosok RA Kartini, pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan kesetaran hak perempuan di Indonesia.
Mengenal sosok RA Kartini, pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan kesetaran hak perempuan di Indonesia. /Instagram/@historiadaasia

PR BEKASI - Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April.

Raden Adjeng Kartini merupakan tokoh pahlawan nasional yang memperjuangkan kesetaraan hak perempuan di Indonesia.

Tanggal 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini karena sesuai dengan hari lahirnya.

Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Sri Mulyani Bagikan Isi Surat Perjuangan RA Kartini untuk Emansipasi Wanita Indonesia

Lantas siapakah sosok RA Kartini?

Raden Adjeng Kartini terlahir sebagai perempuan bangsawan Jawa. Ayahnya menjabat sebagai gubernur Kabupaten Jepara, yang merupakan sebuah distrik administratif.

Oleh karena itu, RA Kartini mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sebuah sekolah Belanda.

Hal tersebut menjadikannya fasih berbahasa Belanda, sekaligus membuatnya terpapar beragam bacaan terkait pemahaman-pemahaman Barat.

Baca Juga: Kompetisi Liga Champions Berubah Seiring Kemunculan Liga Super Eropa, Tidak Ada Lagi Format Grup

Selain itu, pandangan RA Kartini terkait kesetaran hak perempuan juga dipengaruhi oleh Mevrouw Ovink-Soer, istri dari seorang pejabat Belanda.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Encyclopaedia Britannica, RA Kartini selalu menuangkan pemikiran-pemikirannya melalui tulisan.

Tulisan-tulisannya dimuat oleh salah satu publikasi majalah perempuan di Belanda, yakni De Hoandsche Lelie.

Baca Juga: Disebut Rasis dan Ditantang Adu Karya oleh Geisz Chalifah, Ferdinand Hutahaean: Rasis? Lapor Polisi Dong!

Dalam surat-suratnya, RA Kartini mengungkapkan keprihatinannya atas penderitaan pribumi di bawah kolonial Belanda, serta peran terbatas perempuan-perempuan pribumi.

Selain itu, surat-surat yang ditulis RA Kartini juga menjadi simbol penting bagi gerakan kesetaran hak perempuan.

RA Kartini pun memutuskan untuk mengabdikan hidupnya sebagai teladan untuk emansipasi perempuan di tanah air.

Baca Juga: Selamat Hari Kartini 21 April, Inilah 10 Kata Mutiara untuk Mengenang Pahlawan Emansipasi Perempuan

Dia berjuang melawan ketimpangan sosial antara laki-laki dan perempuan pada masa itu.

Pengabdiannya semakin terealisasi setelah dia menikah dengan seorang pejabat Jawa.

Pasalnya tak lama setelah menikah, RA Kartini berhasil mendirikan sekolah yang diperuntukan khusus untuk perempuan-perempuan Jawa pada masa itu.

Baca Juga: Ade Armando Sebut UAS dan HRS Pernah Nistakan Agama, MUI: Kenapa Namanya Disebut? Itu Tokoh Dihormati Umat

RA Kartini menghembuskan napas terakhirnya di usia 25 tahun, karena menderita komplikasi setelah melahirkan anak pertamanya.

Pemikiran-pemikiran RA Kartini selalu abadi dalam surat-surat yang ditulisnya.

J. H. Abendanon membantu menerbitkan surat-surat RA Kartini pada tahun 1911, dengan judul Door duisternis tot licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Encyclopaedia Britannica


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x