Untuk menghadapi kondisi tersebut Dedi merekomendasikan agar masyarakat tidak mudik ke daerah dan meniadakan kegiatan yang melibatkan massa di tempat ibadah selama bulan ramadan.
Baca Juga: Efektivitas Penggunaan Masker Kain untuk Tangkal Corona Menurut Ahli
Upaya intervensi juga harus dilakukan pemerintah dengan penerapan parsial lockdown serta pengawasan physical distance secara ketat hingga pandemi dinyatakan benar-benar berakhir di awal Juni 2020.
Pemodelan yang digunakan Dedi dan timnya mengasumsikan proses pasien yang datang ke rumah sakit sebagai penderita positif kemudian mengikuti proses antrean markovian.
Setelah dilakukan pencocokan model terhadap data total pasien positif maka Dedi dan tim mampu menjelaskan fenomena penting berdasarkan pemodelan PDDM.
Baca Juga: Soal Pembatalan Tiket, Berikut Tenggat Waktu yang Diberikan PT KAI
PDDM merupakan penyempurnaan dari model statistika dasar yang dikembangkan oleh Heribertus Joko Kristadi.
Dedi menilai model PDDM jauh lebih akurat untuk menggambarkan total jumlah pasien positif dibanding pemodelan lain seperti machine learning, kurva gompertz, logistic model, model eksponensial, ARIMA dan lainnya.
PDDM juga dipilih berdasarkan rata-rata eror kesalahan prediksi selama 2 minggu terakhir hanya sebesar 1,5 persen.
Baca Juga: Terima Rp 66,5 Miliar, Achmad Yurianto: Kami Gunakan untuk Keperluan Tenaga Medis