Atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT itu kemudian kita diperintahkan untuk mendirikan shalat dan berkurban.
Kepatuhan kita kepada Allah tidak cukup hanya dengan mendirikan shalat, tetapi harus sampai pada kemauan dan kesungguhan kita dalam berqurban.
Berqurban menjadi salah satu indikator kepatuhan, ketundukan, dan kesungguhan kita di dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Pelajaran shalat dan berkurban mempunyai dimensi vertikal dan horizontal. Shalat mengajarkan kepada kita untuk membangun hubungan baik dengan Allah SWT (hablum minallah), dan berqurban mengajarkan kepada kita untuk membangun hubungan baik dengan sesama manusia (hablum minannas).
Baca Juga: Resep Bumbu Oles Sate Kambing untuk Menu Olahan Daging Kurban Saat Idul Adha 2022
Sejarah disyariatkannya berkurban di jalan Allah ini telah ditunjukkan dalam drama kehidupan Nabi Ibrahim AS di mana dalam usianya yang sudah tua Ibrahim belum dikaruniai keturunan dan dia secara terus-menerus berdoa memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan, memohon untuk diberi anak yang sholih, yang diharapkan bisa melanjutkan dakwah dan perjuangannya di kemudian hari.
Atas kesungguhan do’anya itu, kemudian Allah SWT mengabulkannya dengan memberi keturunan, maka lahirlah seorang anak yang kemudian diberi nama Ismail.
Dengan hadirnya Ismail ini Nabi Ibrahim AS merasa senang dan tentram serta mempunyai harapan akan keberlangsungan dakwah dan perjuangannya di masa depan.
Baca Juga: 11 Ucapan Selamat Idul Adha 2022, Silahkan Dipilih!