Andri IS Martamenggala dari Gaia pada awal hingga pertengahan Juli 2018, yang pertama kali menemukan dan menyadari bahwa cicak ini adalah salah satu spesies baru.
Bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Andri meneliti spesies baru cecak yanf ada di gunung Muria, Jawa Tengah.
Baca Juga: Kembali Alami Lonjakan Baru Kasus Covid-19, Sekolah di Korea Selatan Lakukan Belajar Daring
Setelah melalui beberapa proses verifikasi, mereka sepakat cecak batu ini belum pernah dideskripsikan dalam dunia sains.
Spesies baru cecak batu itu diberi nama Cnemaspis muria, dipublikasikan pada tanggal 17 Mei 2019 di jurnal ZOOTAXA edisi 4608 (1) halaman 155 hingga 173.
Cecak ini memiliki ciri morfologi yang menonjol berupa pupil yang bulat, terdapat struktur tuberkular seperti kerucut pada kepala bagian belakang, alur berkutil pada simpul nuchal, dan satu baris sisik subkaudal yang membesar ditengah ventral ekor dan formasi tuberkular formasi cincin di sepanjang ekor.
Baca Juga: Terapkan Eko Sirkular Atasi Masalah Sampah, Luhut B Pandjaitan: Semoga Bisa Buka Lapangan Kerja Baru
Cecak batu ini mempunyai habitat pada bebatuan di sepanjang sungai dan perkebunan kopi serta mungkin dalam hutan pada ketinggian antara 600 hingga 650 m dpl.
Diduga spesies baru yang mempunyai peran dalam ekosistem perkebunan kopi pengendali populasi serangga.
Penemuan ini sungguh membuktikan jika Indonesia mempunyai keragaman hayati yang sangat luar biasa, yang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.***