Pakar Kesehatan Ungkap Obat Antidiabetes Berpeluang Mengurangi Angka Kematian Pasien Gagal Jantung

- 29 September 2020, 11:10 WIB
Ilustrasi obat-obatan. /pexels/cottonbro
Ilustrasi obat-obatan. /pexels/cottonbro /

Dari sisi angka kesakitan, pasien gagal jantung disebut memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi. Siti mengatakan, angka harapan hidup pasien selama lima tahun hanya sekitar 50 persen.

Baca Juga: Tak Ingin Ulang Kejadian Sama, Hong Kong Larang Demonstrasi di Hari Kemerdekaan Tiongkok

"Angka harapan hidupnya selama lima tahun hanya sekitar 50 persen saja. Untuk pasien rawat inap, angka kematiannya bahkan lebih tinggi lagi, yakni 17-20 persen akan meninggal dalam waktu 30 hari dirawat,” kata Siti.

Biaya pengobatan dan perawatan pasien gagal jantung sangat tinggi, salah satunya karena mereka harus dirawat di rumah sakit berulang-ulang saat gejala memburuk.

“Semakin sering pasien dirawat di rumah sakit, maka pengobatan menjadi lebih sulit dan komplikasi semakin banyak. Bahkan pasien bisa resisten dengan pengobatan dan akhirnya jatuh pada gagal jantung tahap akhir,” kata dr. Siti.

Baca Juga: Resesi Hantui Ekonomi Indonesia, BI: Jangan Wariskan Generasi Berikutnya APBN yang Diisi Utang

Oleh karena itu, menurut Siti, pengendalian faktor risiko ini melalui pemilihan terapi yang tepat dan agresif perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya gagal jantung.

Di sisi lain, terapi agresif dengan tujuan memperbaiki kualitas hidupnya akan mencegah perawatan rumah sakit berulang.

Saat ini, terapi standar untuk gagal jantung antara lain obat-obatan, pemasangan alat di jantung dan transplantasi jantung.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x