Canggih Buatan Sendiri, Indonesia Punya Alat Pendeteksi Tsunami Super Cepat Terhubung dengan Ina-TEWS

28 Februari 2021, 17:08 WIB
Ilustrasi alat pendeteksi Tsunami super cepat buatan Indonesia. /Eugen Buzuk/Pexels/Pexels

PR BEKASI – Indonesia sebagai negara yang cukup sering mengalami bencana gempa bumi dan tsunami, tentu selalu was was dengan kemungkinan bencana tersebut terjadi.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman Indonesia.go.id, PT PAL Indonesia melalui Divisi Produksi Bidang Rekayasa Umum berhasil membangun Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) atau sistem peringatan dini tsunami dalam bentuk buoy.

Penciptaan alat tersebut disebabkan karena Indonesia menjadi rawan terkena efek gempa bahkan Tsunami. Karena ada tiga sesar atau patahan aktif yang terus bergerak sepanjang waktu.

Letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh cincin api harus selalu waspada terhadap kemungkinan tiga tumbukan lempeng benua yaitu Indo-Australia di bagian selatan, Eurasia di utara, dan Pasifik di timur.

Baca Juga: Cek Fakta: Isu BPJS Berikan Bansos hingga Rp50 Juta untuk Peserta TKW

Baca Juga: Cek Fakta: Vaksinasi Bisa Buat Tubuh Tidak Kebal Covid-19?

Baca Juga: Waspada Pembengkakan Kelenjar Getah Bening di Ketiak dan Payudara Usai Vaksinasi Covid-19, Simak Penjelasannya 

Kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi negara paling rawan bencana di dunia.

Penciptaan alat Buoy berfungsi sebagai alat terapung yang dapat mendeteksi gelombang tsunami yang diakibatkan gempa bumi bawah laut.

Cara kerja Buoy ini nantinya akan mengawasi dan mencatat perubahan tingkat air laut di samudra.

Alat pendeteksi tersebut terhubungan dengan sistem Ina-Tews yang pertama kali diluncurkan pada November 2008 dengan memiliki dua sistem pemantauan.

Pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS.

Baca Juga: Minta KPK Hiraukan Opini Negatif, Mahfud MD: Tak Perlu Dijawab, Biar Bicara dengan Fakta dan Data 

Kedua, sistem pemantauan laut (sea monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV.

Indonesia sebelumnya memang sudah memasang buoy tsunami setidaknya ada sembilan buoy dibuat Indonesia, dua buoy dibuat Amerika, dan satu buoy dari Malaysia.

Lalu ada juga sembilan buoy lainnya sumbangan Jerman.

Semua buoy tersebut ditempatkan di seluruh titik di lautan Indonesia, seperti di Laut Sumatera, Jawa, Flores, Maluku, dan Banda.

Buoy ini bertugas agar dapat membantu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan peringatan dini tsunami.

Baca Juga: KPK Tangkap Nurdin Abdullah, Christ Wamea: Semua yang Tadinya Baik Ketika Bergabung ke PDIP Pasti Terpeleset 

Namun jaringan buoy tsunami ini tidak dapat berfungsi sejak 2012 hingga 2018 karena rusak ataupun hilang.

Karena hal tersebut pemerintah kembali meluncurkan InaBuoy generasi terbaru pada Desember 2019.

Alat itu dilengkapi dengan sensor pendeteksi tekanan air bawah laut dengan melaporkannya melalui beberapa satelit ke BPPT dan BMKG dalam hitungan detik.

Buoy generasi baru tersebut sudah dipasang di Pelabuhan Benoa (Bali), Pantai Selatan Jawa Timur, Pantai Selatan Jawa Tengah, dan Selat Sunda.

Selanjutnya BPPT akan menyiapkan 20 unit InaBuoy untuk wilayah sekitar Ambon, Sulawesi, dan Papua serta daerah patahan megathrust yang rawan tsunami lain.

Baca Juga: Anggap Lucu Koruptor Divaksinasi Prioritas, dr. Tirta: Curi Uang Rakyat Tapi Diberi Vaksin Gratis 

Alat tersebut akan bersinergi dengan Ina-TEWS untuk menentukan kemungkinan tsunami dari gempa yang terjadi.

Ina-TEWS dapat mengolah informasi yang didapat dari sistem pemantauan darat dan laut yang menggunakan perangkat decision support system (DSS) untuk menentukan risiko tsunami setelah gempa.

Setelah data tersebut diverifikasi, peringatan dini tsunami pun bisa dikeluarkan.

Dengan kedua alat tersebut, BMKG mampu menerbitkan berita peringatan dini tsunami dalam kurun waktu lima menit setelah gempa bumi terjadi.

Peringatan dini nantinya berisi tingkat ancaman tsunami untuk wilayah dengan status ‘Awas’, ‘Siaga’, hingga ‘Waspada’.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler