Ingatkan Gojek dan Tokopedia Miliki Catatan Buruk Soal Kebocoran Data, Pakar: Uang Costumer Bisa juga Dicuri

20 Mei 2021, 19:01 WIB
Pakar peringati Gojek dan Tokopedia untuk prioritaskan keamanan data penggunanya. /Instagram/@gojekindonesia

PR BEKASI - Bergabungnya dua perusahaan teknologi besar di Indonesia, Gojek dan Tokopedia menjadi kabar yang menghebohkan publik. Rumor yang beredar sejak awal tahun 2021, kini menjadi kenyataan.

Gojek dan Tokopedia akhirnya resmi bergabung dalam satu naungan perusahaan bernama GoTo pada Senin, 17 Mei 2021.

Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSRec, Pratama Persadha menyambut baik bergabungnya dua perusahaan tersebut meski ada kekhawatiran mengenai keamanan data.

Baca Juga: Minta Tri Rismaharini Usut Juga Pengelola Data Bansos Ganda, Roy Suryo: Berani Dilaporkan Sekalian? 

Nama GoTo bukan sekadar singkatan dari kata Gojek dan Tokopedia, tetapi GoTo juga dapat diartikan sebagai bahasa Inggris 'go to' yang berartikan sesuatu yang dapat dipercaya atau diandalkan.

Pratama menilai, penggabungan kedua perusahaan ini akan membentuk ekosistem baru yang dapat menyumbang dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Tetapi dengan semakin besarnya perusahaan, menurutnya, akan semakin besar juga tantangan yang akan dihadapinya. Salah satu tantangan yang sangat mungkin terjadi adalah kebocoran data pengguna.

Baca Juga: Desak KPK Usut Data Ganda Penerima Bansos, Boyamin Saiman: Saya Yakin yang Menikmati Bukan Warga, Tapi Oknum  

Dilaporkan bahwa GoTo Grup akan memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, termasuk unit fintech, GoTo Financial, dan lainnya.

Oleh karena itu, pakar data pribadi itu memperingati Gojek dan Tokopedia untuk memprioritaskan keamanan data pengguna.

"Bergabungnya Gojek dan Tokopedia punya konsekuensi pada pengelolaan data, khususnya dari sisi keamanan data penggunanya, karena keduanya mengolah data dalam jumlah besar," tutur Pratama Persadha, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Kamis, 20 Mei 2021.

Baca Juga: Viral! Fotocopy KK Jadi Bungkus Nasi Kucing, Akun Twitter Kominfo Ingatkan Soal Keamanan Data Pribadi 

Terlebih lagi, jika melihat sejarahnya, baik Gojek dan Tokopedia memiliki catatan buruk dalam keamanan data penggunanya.

Tokopedia di pertengahan tahun 2020 mengalami kebocoran lebih dari 91 juta data pengguna, sedangkan Gojek beberapa kali mengalami fraud atau kecurangan pada banyak pemakai fasilitas GoPay.

Pratama Persadha menekankan bahwa keamanan data pengguna merupakan suatu hal yang sangat penting.

Jika terjadi lagi kebocoran data pengguna, bukan hanya data pribadi yang dicuri tetapi bisa saja uang pelanggan yang menjadi target.

Baca Juga: Gawat! 279 Data Penduduk Indonesia Bocor Diduga Telah Diperjualbelikan, Apakah Anda Termasuk? 

"Belum lagi adanya teknologi keuangan pada GoPay. Bukan hanya data pribadi yang berpotensi dicuri oleh penjahat siber, melainkan juga bisa uang customer-nya kalau pengamanannya tidak benar-benar kuat," ujar Pratama.

Besarnya perusahaan teknologi menjadi sasaran yang menarik perhatian para hacker.

Mengingat GoTo Group sudah masuk ke dalam level startup dengan valuasi terbesar di dunia maka resiko hacker pun lebih besar.

Pratama Persadha mengingatkan kembali bahwa keamanan data pengguna harus menjadi prioritas GoTo Group sebagai perusahaan teknologi terbesar di Indonesia saat ini.

"Bergabungnya kedua aplikasi ini diharapkan tidak membuat risiko keamanan data masyarakat menjadi bertambah besar," tutur Pratama memperingati Gojek dan Tokopedia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler