Network
PR BEKASI - Politisi sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon dan Mardani Ali Sera mengaku menerima sejumlah teror usai mengomentari polemik penyerangan polisi diduga oleh laskar FPI.
Fadli Zon dan Mardani Ali Sera mengunggah beberapa foto yang menunjukkan beberapa nomor asing yang disebut telah menerornya.
Ia mengaku bahwa telepon genggam miliknya telah diteror seperti saat hari H Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu oleh nomor asing yang tak dikenalinya.
Baca Juga: Sebut Ada Gangguan dari Dua Kelompok Ini, Mahfud MD Bakal Hadirkan Islam Jalan Tengah
Teror nomor asing tersebut diketahui dengan istilah robocall. Robocall adalah panggilan telepon yang menggunakan auto-dialer terkomputerisasi untuk mengirimkan pesan yang direkam sebelumnya, seolah-olah dari robot.
Robocall sering dikaitkan dengan kampanye telepon politik dan pemasaran jarak jauh, tetapi juga dapat digunakan untuk layanan publik atau pengumuman darurat.
Beberapa robocall menggunakan pesan audio yang dipersonalisasi untuk mensimulasikan panggilan telepon pribadi yang sebenarnya. Pada 2019, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang memperluas regulasi robocall.
Ponsel iPhone dan Android hadir dengan fitur bawaan untuk memblokir nomor telepon tertentu, sementara operator seluler menawarkan alat pemblokiran mereka sendiri.
Baca Juga: Balas Ucapan Fadli Zon, Ferdinand: Teroris Mati Masa Iya Pemerintah Ucapkan Belasungkawa?
