Kecerdasan Buatan Mulai Digunakan untuk Tangkal Penyebaran Virus Corona

- 9 Februari 2020, 17:15 WIB
PETUGAS mengukur suhu tubuh warga di distrik Qingshan di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, Jumat 7 Februari 2020.*
PETUGAS mengukur suhu tubuh warga di distrik Qingshan di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, Jumat 7 Februari 2020.* /CHINA DAILY/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT – Kecerdasan buatan menjadi senjata terbaru yang diluncurkan Tiongkok untuk melawan virus corona.

Teknologi Kecerdasan buatan dan pencarian data di Tiongkok kini tengah dikembangkan oleh berbagai perusahaan teknologi untuk membantu petugas medis, perhubungan, dan kepolisian guna menemukan kasus infeksi secara tepat dan cepat.

The International News melaporkan sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat, beberapa perusahaan teknologi asal Tiongkok sudah mengembangkan aplikasi yang dapat mengetahui apabila seseorang sedang atau sudah melakukan perjalanan dengan pengidap virus corona yang sudah terverifikasi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bercerita Soal Suasana Saat Duduk Bersebelahan dengan Prabowo Jadi Saksi Pernikahan

Baca Juga: Ridwan Kamil Singgung Soal Hoaks Saat Hari Pers Nasional 2020

Di Beijing, organisasi masyarakat memanfaatkan data penerbangan dan perjalanan kereta untuk mengecek perjalanan terakhir warganya.

“Gunakan data untuk mengecek kasus, menentukan prioritas pemeriksaan, dan memprediksi penyebaran epidemi dalam waktu sebenarnya,” ujar Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC).

NHC juga menekankan, pemerintah harus memperkuat saluran informasi di antara pihak keamanan publik, transportasi, dan departemen lainnya.

Salah satu fokus utama dalam pertahanan terhadap virus orona adalah penggunaan deteksi demam karena merupakan salah satu gejala utama infeksi virus corona.

Baca Juga: 5 Fakta di Balik Film 1917, Nomine Film Terbaik Oscar 2020

Baidu, mesin pencari buatan Tiongkok, membuat sistem yang dapat memindai para penumpang kereta di Stasiun Kereta Qinghe menggunakan deteksi inframerah dan deteksi wajah yang secara otomatis memotret tiap penumpang.

Jika seseorang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat celsius, alarm akan berbunyi dan staf stasiun akan melakukan pengecekan ulang pada orang tersebut.

Pada Kamis 6 Februari 2020, para staf stasiun mengingatkan penumpang untuk berjalan lambat ketika mendekati sistem Baidu agar data mereka dapat terekam.

Perusahaan Kecerdasan buatan lainnya, Megvii, juga mengembangkan sistem deteksi yang mirip produk Baidu.

Baca Juga: Menguak Makna Tersembunyi dari Sejumlah Scene dalam Film Parasite yang Jarang Disadari Penonton

Nantinya, sistem tersebut akan digunakan untuk stasiun-stasiun kereta bawah tanah di Beijing.

Selain pendeteksi demam, Tiongkok juga bekerja keras mengembangkan berbagai jasa pendukung untuk memperkuat upaya penanganan epidemi, di antaranya penggunaan pesawat nirawak untuk mengirimkan alat medis serta obat-obatan dan pemeetaan untuk mendalami pola infeksi virus corona.

Di Beijing, organisasi masyarakat setempat meminta warganya melakukan pemindaian kode QR untuk mengisi informasi pribadi, informasi mengenai moda transportasi pribadi, dan rekaman perjalanan.***

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x