Belajar dari Kasus Kebocoran Data Tokopedia, Berikut Cara Hindari Ancaman Scam dan Phising

- 4 Mei 2020, 03:25 WIB
ILUSTRASI hacker, peretas.*
ILUSTRASI hacker, peretas.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Kejahatan di dunia siber hingga saat ini masih menjadi ancaman, mengingat perkembangan teknologi yang semakin canggih justru data seseorang menjadi semakin rawan dicuri.

Terkait adanya kabar tentang 15 juta data pengguna Tokopedia bocor, Pakar Keamanan Siber Alfons Tunajaya memperkirakan ada 91 juta data pengguna yang telah disebarkan melalui dark web.

Pihak Tokopedia pun telah mengakui ada usaha pencurian data penggunanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Buku Farmers Almanac Disebut Sudah Prediksi Pandemi Corona, Simak Faktanya

Tak hanya itu, Alfons juga mengingatkan adanya potensi scam dan phising yang mungkin mengancam pengguna Tokopedia.

"Kalau saya lihat yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan scam dan phishing ke depan," ujar Alfons dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari RRI.

Sementara itu, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs hackread, informasi kebocoran tersebut pertama kali diungkap oleh akun Twitter @underthebreach.

Baca Juga: Cek Fakta: Petugas Ambulans Dikabarkan Buang Jenazah ke Semak Belukar, Simak Faktanya

Laporan ini mencuat di akun Twitter tersebut dengan mempublikasi sebuah tangkapan layar yang diklaim sebagai bukti peretasan data pribadi pengguna Tokopedia.

Data yang dikumpulkan yakni nama pengguna, email, dan hash password yang tersimpan di dalam sebuah file database.

Ancaman scam dan phising ini mungkin terjadi, lantaran data pengguna yang bocor berupa akun email dan nomor telepon pengguna. Sehingga data tersebut berpotensi disalahgunakan untuk mengirimkan pesan penipuan.

Baca Juga: Dihujani Makian Hingga Disebut Orang Gila, Curahan Hati Petugas Medis Melawan Corona

Scam sudah banyak terjadi di Indonesia, yakni semacam tindakan penipuan yang berusaha meyakinkan pengguna, misalnya dengan memberitahu pengguna jika mereka memenangkan hadiah tertentu yang didapat jika memberikan sejumlah uang.

Sementara phising adalah teknik penipuan yang memancing pengguna, misal untuk memberikan data pribadi mereka tanpa mereka sadari dengan mengarahkan mereka ke situs Tokopedia palsu.

Sementara terkait dengan kata kunci akun pengguna yang ikut bocor, menurut Alfons hal itu kemungkinan bakal sulit dipecahkan oleh peretas.

Baca Juga: Cek Fakta: Petugas Ambulans Dikabarkan Buang Jenazah ke Semak Belukar, Simak Faktanya

Sebab, password itu menggunakan hash, yaitu kode enkripsi yang digunakan untuk mengacak password asli.

Untuk menghindari dari ancaman kejahatan siber, Alfons mengingatkan untuk selalu mengaktifkan kode one time password (OTP).

Ini adalah kode keamanan yang diberikan Tokopedia dengan mengirimkan kode ke nomor pengguna lewat SMS.

Baca Juga: Penampakan Asteroid 1998 OR2 yang Disebut Akan Menabrak Bumi

Sebagai contoh jika pengguna terpancing dengan phising, kemudian pengguna tersebut masuk ke situs Tokopedia palsu dan meminta mereka untuk mengisi lengkap data akunnya, ini bisa menjadi celah bagi peretas untuk mendapatkan password akun pengguna.

Namun hal ini dapat dicegah jika pengguna sudah mengaktifkan kode OTP.

Kode rahasia ini adalah pengaman akun pengguna, sehingga dianjurkan untuk tidak memberi kepada siapapun dengan alasan apapun.***

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x