Cek Fakta: Nyanyikan Lagu Jiayou Wuhan, Polisi Ini Disebut Adalah Pindahan dari Kepolisian China

5 Januari 2021, 13:16 WIB
Polisi yang nyanyikan lagu Jiayou Wuhan yang dikabarkan adalah pindahan dari kepolisian China. /YouTube LIPUTAN INDONESIA OFFICIAL

PR BEKASI - Beredar narasi di media sosial yang mengklaim bahwa polisi yang menyanyikan lagu Jiayou Wuhan (Ayo Wuhan) adalah pindahan dari kepolisian China.

Namun setelah dilakukan penelusuran fakta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Senin, 4 Januari 2021, narasi yang mengklaim polisi yang menyanyikan lagu Jiayou Wuhan (Ayo Wuhan) adalah pindahan dari kepolisian China adalah klaim yang keliru atau hoaks.

Narasi tersebut beredar di media sosial Facebook dan diunggah oleh akun Andi Fhadli Ahmad pada Sabtu, 2 Januari, 2021 yang memperlihatkan seorang polisi yang menyanyikan lagu berbahasa China dengan narasi sebagai berikut:

Baca Juga: Tanggapi Sikap BEM UI Terkait Pembubaran FPI, Muannas Alaidid: Jangan Mau Ditunggangi!

“POLISI CABANG TIONGKOK
Polisi China Pinda Ke Indonesia Iya Kan Pak
Aparat Pengawal TKA China, kayanya nih iya kan pak
Atau jangan-jangan Pancasila dia gak hapal iya kan pak
AnnCooooRrrrrr."

Tangkapan layar hoaks polisi Indonesia yang disebut pindahan dari kepolisian China. Tangkapan layar Facebook Andi Fhadli Ahmad
Faktanya, bukan Polisi cabang Tiongkok atau Polisi China yang pindah ke Indonesia. 

Sosok polisi di video itu adalah Aipda Ucok Hans Simangunsong, anggota Bid Propam Polda Jambi yang memang terkenal karena sering menyanyikan lagu-lagu Mandarin yang ia unggah di saluran berbagi video.

Baca Juga: Soal Uang Rp5 Miliar Milik Rizky Febian yang Dititipkan ke Lina, Teddy: Ada Piutang Almarhum

Nama Ucok Hans Simangunsong menjadi buah bibir di Indonesia dan China setelah lagu berbahasa Mandarin yang berjudul Jiayou Wuhan (Ayo Semangat Wuhan) dinyanyikannya saat Wuhan pertama kali terdampak oleh virus tersebut pada Februari 2020.

Lagu itu sengaja ia persembahkan untuk menjadi penyemangat bagi warga Wuhan, termasuk juga ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang melalui proses karantina di Natuna setelah dievakuasi dari Wuhan.

Selain mendapat apresiasi dari Pemerintah Tiongkok, lagu yang dinyanyikan Hans dan viral tersebut juga menyita perhatian Kapolri Jenderal Idham Aziz. Dalam pertemuannya, Hans bercerita, Kapolri memberinya kesempatan masuk sekolah perwira.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Penularan Covid-19 Klaster Keluarga 10 Kali Lipat Lebih Tinggi Dibanding yang Lain

“Alhamdulillah dapat penghargaan untuk sekolah perwira pertama di Sukabumi, SIP (Sekolah Inspektur Polisi) tahun depan,” ujar Hans, Minggu, 8 Maret 2020.

Saat ini Hans telah naik pangkat jadi Aipda dan bertugas di Bid Propam Polda Jambi.

Hans juga mendapat apresiasi Pemerintah China setelah memberikan semangat warga Wuhan, China.

Baca Juga: Sindir Mensos Risma, Teddy Gusnaidi: Mau Punya Rumah? Jadi Gelandangan Saja, Ada Sinterklas Nih

Jubir Kemenlu China, Hua Chunying menyatakan, China mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak.

"Kalimat Jiayou Wuhan atau Ayo Wuhan menggema di seluruh dunia dan telah dikenal banyak orang," ujarnya.

Pemerintah dan masyarakat China siap menyambut siapa pun pada saat itu, termasuk anggota kepolisian itu untuk datang ke China.

Baca Juga: Tak Panik dan Santai, Video Ibu Ini Berdandan di Tengah Perjuangan Melahirkan Viral di Medsos

Video nyanyiannya pun viral setelah ditampilkan pada acara Jurnal Koh Wang Xin, China Media Group.

Mendadak anggota Polres Sarolangun, Jambi itu menjadi terkenal di Negeri Matahari Terbit.

Informasi ini adalah jenis hoaks misleading content (konten menyesatkan). 

Baca Juga: Risma Diminta Tak Hanya Fokus pada Rakyat Miskin di DKI, Warganet: Indonesia Bukan Hanya Jakarta

Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. 

Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO

Tags

Terkini

Terpopuler