Cek Fakta, Cacar Monyet Disebut Efek Samping dari Vaksin Covid-19, Simak Kebenarannya

1 Juni 2022, 20:29 WIB
Ilustrasi cacar monyet. /Brian W.J. Mahy/CDC/Handout via REUTERS

PR BEKASI - Apakah benar cacar monyet diakibatkan oleh vaksin Covid-19? Berikut faktanya.

Kasus cacar monyet akhir-akhir ini terus meningkat di kawasan Eropa, yang mana sebelumnya virus penyakit ini hanya bersirkulasi di kawasan Afrika, yang merupakan kawasan asal mulanya.

Kasus virus ini menyeruak setelah sebelumnya ada Covid-19 dan Hepatitis akut, hingga beredar rumor bahwa cacar monyet merupakan efek samping dari vaksin Covid-19. Apakah benar demikian?

Jawabannya adalah rumor tersebut tidak benar. Berikut uraiannya dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari thestar.

Baca Juga: 10 Karakter One Piece yang Dianggap Terlalu Berlebihan, Ada Kaido dan Big Mom, Siapa Nomor Satu?

Pertama, Adenovirus yang digunakan sebagai vektor vaksin AstraZeneca Covid-19 tidak ada kaitannya dengan Orthopoxvirus penyebab cacar monyet.

Masing-masing dari virus tersebut menggunakan metode yang berbeda dalam menginfeksi dan bereplikasi pada tubuh inangnya.

Adenovirus yang digunakan dalam pembuatan vaksin AstraZeneca, itu adalah strain Adenovirus simpanse yang lemah dan tidak berbahaya. Virus tersebut telah diubah sehingga tidak punya kemampuan bereplikasi pada manusia

Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Jokowi Ajak Masyarakat Membumikan Nilai-nilai Pancasila

Dalam tubuh tugas satu-satunya adalah memasukkan protein lonjakan Covid-19 (yang dengan sendirinya juga tidak berbahaya) ke dalam tubuh, sehingga memicu respons imun.

Respon imun itu melatih tubuh untuk dapat mengenali virus Covid-19. Sehingga, saat benar-benar terinfeksi, tubuh sudah tahu cara mengalahkan virus tersebut.

Kedua, Monyet (salah satu reservoir penyebab cacar monyet) dan Simpanse (strain Adenovirus untuk Covid-19) adalah spesies yang berbeda.

Simpanse bukanlah golongan Monkey, namun adalah golongan Ape. Nenek moyang yang sama pada keduanya, terakhir pada tiga puluh juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Kapan Film Mencuri Raden Saleh Tayang? Simak Trailer dan Daftar Pemainnya

Ketiga, MonkeyPox sebenarnya jarang menginfeksi monyet. Ini hanya sekedar nama saja.

Asal usul pemberian nama tersebut karena identifikasi pertama kali cacar monyet di antara monyet laboratorium di Kopenhagen, Denmark pada 1958.

Banyak bukti yang mengarahkan bahwa reservoir dari cacar monyet adalah hewan pengarat. Meskipun belum diketahui secara pasti.

Baca Juga: One Piece 1051, Dua Kursi Yonkou Kosong, Kid Law dan Luffy Ternyata Tidak Mau Mengisinya

Keempat, dilansir kembali oleh PikiranRakyat-Bekasi.com dari instagram @pikobarjabar, Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine Stephen Gluckman MD mengatakan, tidak ada virus atau kondisi medis yang dinamakan VAIDS (Vaccine Acquired Immunodeficiency Syndrome).

Hal serupa juga disampaikan oleh epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia Dicky Budiman.

Dicky menjelaskan, bahwa tidak ada kaitannya antara vaksin COVID-19 dan cacar monyet karena virus ini ada di hewan dan sudah ditemukan sejak lama, tepatnya sejak tahun 1958 lalu jauh sebelum covid-19 menjadi pandemi.

 

***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: The Star Instagram @pikobar_jabar

Tags

Terkini

Terpopuler