Cek Fakta: Negara Sedang Kritis, BI Dikabarkan Cetak Uang Rp300 Triliun, Ini Faktanya

- 28 Januari 2021, 07:04 WIB
Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Sulut menyiapkan 2 Triliun uang kertas baru pecahan kecil untuk mengantisipasi lonjakan pemintaan penukaran uang menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2021.
Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Sulut menyiapkan 2 Triliun uang kertas baru pecahan kecil untuk mengantisipasi lonjakan pemintaan penukaran uang menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2021. /ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/hp.

PR BEKASI – Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa Bank Indonesia (BI) mencetak uang sampai Rp300 triliun karena negara dalam keadaan kritis.

Narasi yang beredar tersebut pun menyebutkan negara akan menghadapi resesi dan inflasi besar. 

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 27 Januari 2021, klaim bahwa BI mencetak yang sampai Rp300 triliun karena negara dalam keadaan kritis adalah klaim yang keliru atau hoaks. 

Adapun narasi lengkap yang beredar tersebut sebagai berikut:

Baca Juga: Rencanakan Aksi Teror di Masjid, Remaja Singapura Akui Terinspirasi dari Teroris di Selandia Baru

“NAH, SDH KITA PREDIKSI 4-6 BULAN LALU. AKHIRNYA BOBOL JUGA, GAK KUAT NAHAN KESULITAN KEUANGAN. CARI HUTANGAN SUDAH MULAI SUSAH. NEGARA2, PIHAK KETIGA MULAI TIDAK PERCAYA. DANA MASYARAKAT BANYAK YG SDH DITARIK DR BANK. APA LAGI SELAIN CETAK UANG ?1 SIAP2 RESESI & INFLASI BESAR2 AN ! HINDARI RIBA & RESIKO : RESESI, INFLASI, MANIPULASI ! ANTISIPASI SEGERA : AMBIL ALIH KELOLA SIMPANAN & KAS MASJID/ORGANISASI UTK DIRI KITA, KELUARGA & UMMAT YG MANFAAT & PRODUKTIF : BERDAGANG, BERTANI, BETERNAK, EMAS/DINAS, PERAK/DIRHAM, WAKAF, INFAQ, ZAKAT, SHODAQOH

**BI Cetak Uang Rp 300 Triliun*”

Tangkapan layar hoak terkait BI cetak Rp300 triliun.
Tangkapan layar hoak terkait BI cetak Rp300 triliun. Kominfo

Faktanya, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan kabar yang mencatut BI mencetak yang sebesar Rp300 triliun karena negara kritis adalah kabar tidak benar. 

“Tugas BI dalam mencetak yang dilakukan di bawah amanat undang-undang dengan berbagai pertimbangan seperti kebutuhan likuiditas perekonomian, mengganti uang lusuh dan lainnya,” katanya. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, PP Muhammadiyah: Soal Hidup dan Mati, Jangan Ada yang Mempolitisasi

“Jadi tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan karena akan membahayakan perekonomian,” katanya.

Lanjutnya, terkait kabar BI terkena lockdown oleh Bank For Internasional Settlements (BIS), pun merupakan warta yang tidak benar, menyesatkan, dan bertujuan membuat keresahan di masyarakat.

Ia menyampaikan, BIS tidak memiliki tugas terkait dengan pengedaran uang di bank sentra dan atau otoritas negara anggotanya. 

Pencetakan dan peredaran mata sang adalah wewenang masing-masing negara dan tidak meminta izin BIS.

Baca Juga: Dukung Eks Anggota FPI Gabung NU-Muhammadiyah, Sahroni: Mereka Bisa Terhindar dari Kelompok Radikal

“BI memiliki hubungan baik dan semantics dengan BIS. Jadi BIS tidak pernah melakukan freezing transaksi dengan BI,” ujarnya.

“BIS dan BI sangat menghargai hubungan baik yang terjalin antara BIS dengan BI. Selain itu karena kalau dicek di situs resmi BIS sejak 9 Oktober 2020 sampai dengan saat ini, tidak terdapat press release berita mengenai lockdown BI,” katanya.

Dengan demikian, klaim bahwa BI mencetak yang sampai Rp300 triliun karena negara dalam keadaan kritis adalah hoaks.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah