Cek Fakta: Penyuntikan Vaksin Covid-19 ke Ibu Hamil Dikabarkan Bisa Sebabkan Cacat Janin, Ini Faktanya

- 2 Februari 2021, 21:57 WIB
Ilustrasi ibu hamil.
Ilustrasi ibu hamil. //Pixabay

PR BEKASI - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa penyuntikan vaksin Covid-19 kepada seorang ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin yang dikandungnya mengalami cacat.

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jabar Saber Hoaks, Selasa, 2 Februari 2021, narasi yang mengeklaim penyuntikan vaksin Covid-19 ke Ibu hamil dapat sebabkan cacat janin adalah keliru atau hoaks.

Narasi tersebut beredar melalui media sosial Twitter, sang pengunggah menyebut vaksin Covid-19 Pfizer dapat berpotensi menjadi bencana seperti tragedi Thalidomide yang pernah terjadi pada tahun 1950-an.

Baca Juga: Hersubeno Arief Bongkar Tokoh yang Diduga Pelihara Abu Janda, Sebut Nama Mantan Kepala BIN 

Thalidomide merupakan sedative atau substansi yang memberikan efek menenangkan. Kejadian 1950 silam, ribuan ibu hamil menggunakan obat tersebut dan mengakibatkan bayi mereka lahir dengan kondisi cacat.

Pengunggah mengait-kaitkan Covid-19 dengan obat tersebut dengan narasi sebagai berikut:

Tangkapan layar klaim yang menyebut vaksin Covid-19 dapat sebabkan cacat janin pada ibu yang sedang hamil.
Tangkapan layar klaim yang menyebut vaksin Covid-19 dapat sebabkan cacat janin pada ibu yang sedang hamil. Twitter @AdrianM_Ogy

"THALIDOMIDE adalah obat yang CEPAT DISETUJUI yang diperkenalkan pada tahun 1957 untuk mengatasi mual dan insomnia pada wanita hamil. Itu dipasarkan di 50 negara sebelum ditarik pada tahun 1962 karena malformasi pada bayi baru lahir. Berhati-hatilah dengan apa yang akan datang."

Baca Juga: Ada Pihak yang Coba-coba Cari Untung, Harga Jual GeNose di Toko Daring Lebih Mahal 

Faktanya, kejadian di masa lampau itu disebabkan keterbatasan sumber pengetahuan yang membuat para ilmuwan tidak mengetahui efek dari substansi tersebut.

“Pada 1950-an, para ilmuwan tidak tahu bahwa efek obat dapat melewati penghalang plasenta dan membahayakan janin di dalam rahim sehingga penggunaan obat selama kehamilan tidak dikontrol secara ketat,” ujar Science Museum of London.

Profesor Biostatistik, Fakultas Kedokteran Perelman Universitas Pennsylvania, Susan Ellenberg juga menjelaskan, bahwa vaksin COVID-19 yang digarap oleh para ilmuwan saat ini tidak dilakukan dengan Thalidomide.

Baca Juga: Selain Lagu Ampun Bang Jago, Ternyata Wanita Ini Pernah Pakai Lagu Indonesia Lainnya 

Vaksin corona sudah melewati berbagai uji tahap dan diberikan kepada relawan dengan prosedur yang ketat.

Pfizer dan BioNTech menjadi vaksin pertama yang sudah mengantongi izin untuk diberikan kepada masyarakat sesegera mungkin atau yang disebut Izin Penggunaan Darurat (EUA).

Izin itu diberikan karena virus dari Wuhan, China, itu sudah menginfeksi jutaan orang di dunia hingga dinyatakan sebagai wabah pandemi.

Hal itu juga yang menjadi faktor mengapa vaksin corona lebih cepat dibuat dari vaksin atau obat dari penyakit serius lainnya yang masih terus berkembang.

Baca Juga: Disebut Akan Gantikan Tes Swab untuk Deteksi Covid-19, Berikut ini Cara kerja Tes Saliva 

Beberapa waktu lalu diberitakan 33 orang lanjut usia (lansia) di Norwegia meninggal dunia. Kebetulan, mereka meninggal usai menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Berkaitan dengan hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah menegaskan, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa penyebab kematian adalah vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: JABAR SABER HOAKS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah