Baca Juga: Cek Fakta: Bawang Putih Dipercaya Bisa Dijadikan Obat Covid-19, Ini Faktanya
Jarak bumi – matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km. 66% lebih jauh. Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena gak terbiasa dgn suhu ini.”
Faktanya, informasi yang menyebutkan fenomena aphelion yang menyebabkan penurunan suhu itu tidak benar.
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging menuturkan bahwa suhu dingin yang terjadi pada Juli ini bukan disebabkan oleh fenomena Aphelion.
Baca Juga: Cek Fakta: 5 Orang Serumah di Probolinggo Dikabarkan Meninggal usai Vaksinasi Covid-19
“(Bumi di titik Aphelion) Itu hanya fenomena tahunan biasa. Artinya, sudah setengah tahun perjalanan Bumi mengitari Matahari. Kalau suhu lebih karena dinamika atmosfer,” kata Sungging, Minggu, 4 Juli 2021.
Sementara itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa Aphelion yang terjadi pada 6 Juli 2021 pukul 5.27 WIB / 6.27 WITA / 7.27 WIT pada jarak 152.100.527 km merupakan fenomena di mana pusat bumi berada pada titik terjauh dengan matahari.
Fenomena ini secara umum tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap suhu bumi.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Vaksin Covid Palsu yang 'Hantui' Warga Bekasi, Ternyata Ini Faktanya
“Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan bumi (yang diserap dari cahaya matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan bumi oleh awan,” tulis LAPAN dikutip dari laman resminya.