Bawa 'Oleh-oleh' 2 Miliar Dolar dari AS, Luhut: Tak Terbayangkan Bisa Ada di Gedung Putih 6 Jam

24 November 2020, 09:14 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke AS. /Instagram.com/@luhut.pandjaitan

PR BEKASI - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS).

Alasannya membagikan pengalamannya tersebut adalah untuk mengisi waktu luang ketika dia harus menjalani karantina mandiri usai kepulangannya dari AS.

Pengalamannya tersebut dia bagikan melalui akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.

Baca Juga: Sentil Fadli Zon yang Offside Kritik Pemerintah dan TNI, Peter Gontha: Percuma IQ 130!

Menurutnya, sebelumnya dia tidak pernah membayangkan akan berada di Istana Kepresidenan AS atau White House selama berjam-jam hingga berkesempataan untuk berada di kantor kerja Presiden AS atau Oval Office.

"Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan ada waktu suatu hari saya hampir selama 6 jam berada di White House, dan bahkan berkesempatan untuk diterima di Oval Office," tulis Luhut Binsar Pandjaitan di Instagram, Senin, 23 November 2020.

Dalam kunjungannya itu, Luhut didampingi oleh Dubes Indonesia untuk AS, Muhammad Lutfi.

"Didampingi oleh Dubes Muhammad Lutfi, saya sampaikan apresiasi Presiden @jokowi terhadap Presiden @realdonaldtrump yang telah memperpanjang GSP kepada kita. Sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang mendapat peluang emas ini," kata Luhut.

Baca Juga: Lama Tak Terlihat di Televisi Usai Kasus Ario Kiswinar Mencuat, Begini Kondisi Mario Teguh Sekarang

Luhut menekankan bahwa dengan negara manapun, selama bisa membantu kepentingan nasional, maka Indonesia akan selalu menjaga hubungan baik dengan negara-negara tersebut, termasuk AS.

"Selama dua tahun terakhir, saya intens berkomunikasi dengan Jared Kushner, menantu Presiden Trump dan rekannya Adam Boehler, CEO IDFC, yang notabene adalah tangan kanan Presiden Trump," kata Luhut.

Menurutnya, karena kedekatannya dengan kedua tokoh kepercayaan Donald Trump tersebut lah maka "LOI" atau investasi sebesar 2 miliar dolar AS dari IDFC pada SWF Indonesia bisa ditandatangani pada 19 November 2020 lalu.

"Ini adalah oleh-oleh yang besar, karena keberadaan Amerika Serikat sebagai negara industri maju akan berpengaruh penting bagi perkembangan SWF di Tanah Air," kata Luhut.

Baca Juga: Bongkar IQ Fadli Zon dan Ingatkan Tak 'Off Side' Kritik TNI, Peter Gontha: Gue Tetap Temen Lu kan?

Luhut juga menceritakan, selain bertemu dengan para pejabat di White House, rombongan dari Indonesia juga bertemu dengan banyak investor.

Para investor tertarik untuk mengetahui perkembangan di Indonesia saat ini, terlebih setelah disahkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Saya juga bertemu dengan sahabat saya dari IMF dan World Bank untuk membahas penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi nasional, dan upaya Indonesia untuk menjaga dan memperbaiki kelestarian lingkungan hidup," tutur Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa berbagai respons baik yang diterimanya selama melakukan kunjungan kerja tersebut adalah buah dari budaya dan adat ketimuran serta visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sangat dikagumi oleh pemimpin negara manapun.

Baca Juga: FPI Buka-bukaan, Kepulangan Habib Rizieq Disebut Mendadak Dipersulit Usai Ditemui Prabowo Tahun 2018

"Sehingga saya yakin Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi negara sahabat, tak terkecuali Amerika Serikat, dalam ekonomi maupun geopolitik, siapapun pemimpinnya," kata Luhut.

Luhut juga berharap, Indonesia akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintahan AS berikutnya. Sehingga terbuka peluang kerja sama yang luas di berbagai bidang. Tentunya dengan adanya pembicaraan yang lebih intens.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler