Ekonomi Saat Ini Tak Lebih Baik dari Krisis 98, Rizal Ramli: Ini Akan Lebih Sulit

21 Oktober 2020, 17:39 WIB
Rizal Ramli singgung Ma'ruf Amin saat komentari setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. /Tangkap Layar Youtube/Indonesia Lawyers Club

PR BEKASI - Pandemi Covid-19 di Indonesia yang dimulai sejak Maret 2020 lalu, memang berdampak bagi semua sektor di Indonesia, terutama sektor ekonomi dan sosial.

Akibatnya, timbul berbagai permasalahan sosial mulai dari maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan pekerja untuk sementara waktu, hingga meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

Menurut ekonom senior Rizal Ramli, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, kondisi ekonomi di Indonesia tidak lebih baik dari kondisi ekonomi saat krisis moneter 1998 dulu.

Baca Juga: Wisatawan dari Zona Merah Boleh Liburan ke Zona Kuning, Epidemiologi: Pastikan Dulu Anda Sehat

Pasalnya, ada 44 perusahaan asuransi sekuritas yang saat ini gagal bayar, yang akhirnya berdampak pada ekonomi secara signifikan.

"Ini ibarat petinju kena pukulan langsung goyang. Jadi ini akan lebih sulit, karena pemerintah tidak efektif. Dan ini grafiknya seperti huruf 'W' anjloknya bisa lama," kata Rizal Ramli, Rabu, 21 Oktober 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Oleh karena itu, Rizal Ramli menyarankan agar pemerintah tidak menganggarkan sejumlah proyek pembangunan, dan lebih baik proyek tersebut ditahan dulu.

Baca Juga: Pelajar yang Terjaring Operasi Yustisi Ini Dihukum Melafalkan Pancasila: Aduh Lupa Saya Tidak Hafal

Contonhnya, proyek infrastruktur jalan hingga program-program lain yang belakangan malah diminta untuk digeber.

Dia pun melihat, dari sejumlah realokasi yang dilakukan kementerian dan lembaga, ada beberapa bagian yang tidak tepat pemanfaatannya.

Padahal, seperti saat krisis 1998, pemerintah seharusnya menyetop lebih dulu pekerjaan-pekerjaan besar. Dengan begitu, pemerintah akan memiliki pendanaan yang cukup untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga: Usulan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Menuai Polemik, Pengamat: Berpotensi Memupuk Kekuasaan

"Jadi kita tidak profit dan malah negatif. Karena tidak ada menteri di kabinet Jokowi yang punya pengalaman, yang ada tuh skandal-skandal. Ditambah bunga hutang kita yang besar," kata Rizal Ramli.

Rizal Ramli menilai, semestinya di saat-saat pandemi seperti ini pemerintah memprioritaskan tiga hal.

Pertama, penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan. Dia menyebut, penanganan ini setidaknya membutuhkan anggaran Rp300 triliun.

Baca Juga: Tidak Hanya Melalui Aksi Demonstrasi, KSPI Juga Siapkan pengajuan Uji Materi UU Cipta Kerja ke MK

"Jadi hajar habis-habisan. Agar ekonomi kita bisa pulih," ujar Rizal Ramli.

Kedua, pemberian bantuan kepada masyarakat yang berada di kelas ekonomi bawah. Menurutnya, setidaknya pemerintah membutuhkan anggaran Rp300 triliun untuk menghidupi rakyat selama enam bulan ke depan.

Ketiga, pemerintah harus serius meningkatkan produksi pangan. Rizal Ramli mengatakan, program ini membutuhkan anggaran Rp200 triliun atau lebih kecil dari fokus lainnya.

Baca Juga: Ngotot Tetap Gelar Pilkada 2020 di Tengah Pandemi, Ternyata Ini Alasan Puan Maharani

"Jadi ini bisa efektif," ujarnya lagi.

Untuk itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini menyatakan, pandemi Covid-19 bukan menjadi faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Adanya kondisi negatif ekonomi negara lebih disebabkan karena tata kelola yang kurang tepat dari tim ekonomi pemerintah.

Baca Juga: Dukung Sulitnya Menempuh PJJ, Advan Luncurkan Ponsel Murah, Berikut Spesifikasinya

"Karena infrastruktur itu tidak langsung terkait dengan kegiatan rakyat, misalnya di Papua dan Kalimantan. Sudah gitu bayarnya pakai utang, malah jadi beban," kata Rizal Ramli.

"Jadi, pemerintah harus membedakan cara memperbaiki ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler