Ungkap Kemungkinan Dampak Pilpres AS Terhadap Harga Emas Pekan Depan, Pengamat Bocorkan Prediksinya

7 November 2020, 21:34 WIB
Harga emas hari ini di Pegadaian pada Rabu, 4 November 2020. /Hamiltonleen/Pixabay

PR BEKASI - Pengamat perdagangan emas asal Thailand memperkirakan harga emas akan naik tidak peduli siapa kandidat yang memenangkan pemilihan presiden AS, karena bank sentral AS diperkirakan akan melanjutkan program stimulus moneter yang agresif terlepas dari siapa pemenangnya.

Managing Director MTS Gold Futures Nuttapong Hirunyasiri mengatakan faktor politik AS akan mendukung kenaikan harga emas pada kuartal keempat. Pelonggaran kuantitatif (QE) tanpa batas akan melemahkan dolar AS dalam jangka panjang sehingga meningkatkan harga emas.

Pengamat pasar juga harus memperhatikan hasil pemilu AS beberapa akhir ini. Jika Donald Trump menang, saham di seluruh dunia akan meningkat karena kebijakan perdagangan global tidak akan berubah, katanya. Jika Joe Biden menang, saham Tiongkok dan Asia akan naik dengan harapan pelonggaran kebijakan perdagangan global.

Baca Juga: Hampir Selesai, Donald Trump Gencarkan Desakan Penghentian Pilpres AS 2020: Penuh Kecurangan 

Namun, jika Biden maupun Presiden Trump menolak hasil pemungutan suara, pasar saham di seluruh dunia dapat jatuh akibat ketidakpastian yang mendalam.

"Pemilu dapat dilakukan hingga putaran ketiga karena Trump telah membentuk tim hukum dan untuk melawan hasil pemungutan, dan kegagalan menerima hasil pemilu akan semakin memperburuk perekonomian AS. Dolar AS akan terus terdepresiasi sehingga membuat harga emas naik, "ujar Nuttapong seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Bangkok Post.

Pengamat lain dari YLG Bullion & Futures Tipa Nawawattanasub mengatakan kemungkinan akan ada perselisihan tentang hasil pemilu yang akan berdampak positif bagi harga emas.

Jika pemilu diselesaikan tepat waktu, AS masih menghadapi beban utang publik yang tinggi, suku bunga rendah, dan pandemi serius yang akan terus menguntungkan harga emas dalam jangka panjang.

Baca Juga: Bantah Tudingan Penjegalan Posisi Menteri, Jusuf Kalla: Rizal Ramli Ini Mungkin Pintar 

Harga emas pada bulan November di negara Gajah Putih itu akan bergerak di kisaran Rp.255.867 - Rp 27.718.938 per ons.

MTS juga memperkirakan harga emas akan naik menjadi Rp28.429.680 per ons pada akhir tahun, dan akan meningkat 10% pada tahun depan.

Gelombang kedua pandemi akan berdampak besar pada perusahaan kecil dan menengah di AS, yang memproduksi perusahaan zombi (yang membutuhkan dana talangan untuk beroperasi) sehingga pemerintah perlu mendukung perusahaan tersebut dengan melanjutkan kebijakan QE.

Di Indonesia pun, Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi titik awal harga emas mengalami penguatan setelah sempat turun drastis dari level tertinggi di bulan Agustus 2020 lalu.

Sementara itu, dikutip dari Antara pada Kamis 5 November 2020, emas berjangka melambung pada 50.6 dolar AS (Rp719.270) atau 2,67 persen menjadi 1.946.80 (Rp276.7345.051) dolar AS.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Bangkok Post

Tags

Terkini

Terpopuler