Gunakan Harga Kedelai yang Disepakati Rp8.500, Satgas Pangan Pantau Pengrajin Tahu dan Tempe

- 9 Januari 2021, 21:46 WIB
Badan Ketahanan Pangan, Kementan bersama Satgas Pangan meninjau rumah produksi tempe di Tenggilis, Surabaya.
Badan Ketahanan Pangan, Kementan bersama Satgas Pangan meninjau rumah produksi tempe di Tenggilis, Surabaya. /ANTARA/Jatim/ho/Polda Jatim/WI/ANTARA

PR BEKASI - Beberapa waktu lalu, para perajin tahu dan tempe sejabodetabek melakukan aksi setop produksi, karena stok kedelai beberapa hari yang lalu sulit didapatkan. Walaupun ada namun harganya mahal.

Dengan ketersediaan kedelai terbatas, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan bersama Satgas Pangan Jawa Timur meninjau sejumlah rumah produksi tempe di Surabaya untuk memantau harga kedelai di wilayah setempat, Sabtu 9 Januari 2021.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan, Agung Hendriadi di sela aktivitas meninjau rumah produksi tempe di Tenggilis, Surabaya, mengatakan pemantauan itu merupakan wujud hadirnya negara saat ada kenaikan kedelai pada 7 Januari 2021.

Baca Juga: Empat Jam Diguyur Hujan, Jalan Raya Bandung-Cianjur Putus Akibat Banjir Bandang Usai Tanggul Jebol

"Setelah kenaikan tersebut, baik importir, distributor dan pengrajin tempe serta tahu sepakat bahwa harga kedelai di tingkat pengrajin adalah Rp8.500 sehingga kami melakukan monitoring di Surabaya," tuturnya.

Agung mengatakan, dari hasil monitoring tersebut sejumlah rumah produksi tempe di Surabaya sudah menggunakan harga Rp8.500.

Namun, masih ada sejumlah rumah produksi lain yang belum menggunakan harga yang telah disepakati.

"Sehingga ini menjadi tugas Satgas Pangan Jatim untuk terus melakukan monitoring agar tidak merugikan pengrajin tempe maupun importir," katanya yang  dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Sandiaga Uno Sampaikan Duka Cita Atas Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air: Innalillahi

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x