Harga Kedelai Meroket Jadi Kado Pahit, Menteri Pertanian: Tenang, Dua Kali 100 Hari Bisa Kita Sikapi

- 5 Januari 2021, 10:08 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan tanggapannya terkait kenaikan harga kedelai.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan tanggapannya terkait kenaikan harga kedelai. /ANTARA/HO-Pertanian.go.id/pri/ANTARA

PR BEKASI - Meroketnya harga kedelai di pasar global masih menjadi isu hangat, bahkan dikabarkan telah membuat para pengrajin tahu dan tempe melakukan mogok produksi.

Hal itu disebabkan karena saat ini Indonesia masih bergantung pada kedelai impor terutama dengan Amerika Serikat (AS) sehingga dampaknya kini terasa ketika harga kedelai impor menjadi meningkat.

Dampaknya tidak hanya bagi industri, namun juga berimbas kepada usaha-usaha yang menggunakan produk tahu maupun tempe sebagai bahan produknya.

Baca Juga: Beredar Narasi Kesehatan Syekh Ali Jaber dalam Kondisi Kritis, Pihak Yayasan Beri Kabar Menyejukkan 

Diketahui selama pandemi Covid-19, negara produsen kedelai produksinya menurun sehingga permintaan pasar yang tinggi menjadi penyebab kelangkaan kedelai di pasar global dan membuatnya mahal.

Menanggapi kondisi Indonesia yang masih mengandalkan impor kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akhirnya buka suara.

Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pihaknya akan melipatgandakan produksi kedelai dalam negeri dalam waktu sekira 200 hari atau dua kali masa tanam.

"Kita coba lipatgandakan. Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya. Kita juga bekerja sama dengan kementerian lain," kata Syahrul seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 5 Januari 2021.

Baca Juga: Ragukan Survei Komnas HAM, Ferdinand Hutahaean: Banyak Penghinaan kepada Presiden Beredar di Medsos 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x