"Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas," kata Teten.
Ia mengakui pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM yaitu Kesulitan Pemasaran 22.9 persen,Distribusi Terhambat 20.01 persen, Kesulitan Permodalan 19.39 persen, dan Bahan Baku 18.87 persen.
"Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50.5 persen UMKM mengurangi karyawannya," ujar Teten mengutip data SMRC tahun 2020.
Meskipun demikian, menurut Teten, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun negara-negara anggota G20, seperti Amerika Serikat (-3.5 persen), Jerman (-5.0 persen), Rusia (-3.1 persen), Singapura (-5.8 persen), dan Filipina (-9,5 persen).
Kondisi ekonomi RI berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2020 sebesar minus 2.19 persen (yoy) atau jauh lebih baik dari triwulan II (minus 5.32 persen), maupun triwulan III (minus 3.49 persen).
"Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis," imbuh Teten Masduki.
Baca Juga: Bandingkan Perbedaan Nikahan Atta-Aurel dengan Putri Habib Rizieq, Haikal Hassan Sindir Jokowi
Baca Juga: Intip Keseruan Anies Baswedan dan Istri Habiskan Akhir Pekan Ini di Taman Anggrek Ragunan
Baca Juga: Viral Pria Bawa Pisau di Masjidil Haram dan Teriak Dukung Teroris, Syekh Arab: Tak Homati Kesucian
Untuk mengurangi resiko usaha dari UMKM agar lebih feasible untuk mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.