PR BEKASI - Bisnis menjadi salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial. Terbukti, mayoritas orang terkaya di dunia adalah seorang pengusaha. Meski begitu sebelum berhasil menjadi pebisnis sukses, diketahui kalau mereka harus berjuang merintis usaha dari NOL sebagai pengusaha kecil menengah alias UKM.
Selain kerja keras dalam mengembangkan bisnis, Anda juga harus cermat memilih sektor bisnis yang tepat agar usaha Anda tidak berhenti di tengah jalan karena sepi peminat.
Lalu, bagaimana cara memilih sektor bisnis yang tepat?
Baca Juga: Pengguna Motor yang Pakai Knalpot Bising hingga Kebut-kebutan Siap-siap Jadi Sasaran Polisi
Sederhana saja, Anda dapat menerapkan teori supply and demand yaitu memilih sektor bisnis yang selalu memiliki permintaan dan bisnis pendidikan adalah pilihan yang tepat.
Bisnis pendidikan memang tidak ada matinya, bahkan di kondisi pandemi seperti sekarang ini bisnis pendidikan justru mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Hal ini dibuktikan, pihak lembaga pendidikan maupun peserta didik membutuhkan peralatan belajar yang memadai agar dapat melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal seperti laptop hingga meja belajar.
Baca Juga: BTS dan AESPA Bawa Pulang Pernghargaan Terbanyak dari EMA MTV 2021
Sejumlah UKM pendidikan bahkan mengaku mengalami kenaikan omset drastis sejak pandemi karena seluruh jenis produk pendidikan yang ditawarkan laris manis di pasaran.
"Di saat banyak rekan bisnis saya yang bukan menjual produk pendidikan mengalami kesulitan sejak pandemi, bisnis saya justru semakin berkembang. Bahkan dalam kurun waktu satu tahun, saya bisa meraup omset lebih dari Rp 5 miliar," ujar Yahto Dwi Husodo selaku pemilik PT Ambali.
Kendala UKM Pendidikan dalam Menjalankan Bisnis
Jika berbicara tentang bisnis tentu memang tak selamanya dapat berjalan mulus, ada saja kendala yang menghambat perkembangan bisnis Anda. Hal itulah yang dialami oleh Yahto selaku pelaku UKM di sektor pendidikan.
Yahto mengungkapkan kalau kendala terbesar dalam menjalankan bisnis adalah tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi seluruh pesanan dari pihak sekolah.
Pasalnya saat sekolah melakukan pesanan barang, vendor harus menyiapkan seluruh barang pesanan dan setelah barang sudah diterima oleh sekolah, baru akan terjadi pembayaran dari sekolah.
"Saya harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk bisa menyiapkan seluruh pesanan. Kalau tidak ada modal, maka realisasinya adalah NOL dan hasil yang saya dapatkan juga nihil," cerita pria yang akrab dipanggil Dodo ini.
Lebih lanjut Yahto mengatakan kalau ia bisnisnya dapat berkembang pesat karena dibantu oleh Pintek dalam hal pendanaan.
“Pintek sangat membantu masalah pendanaan yang saya alami. Limit pinjamannya besar, proses pengajuannya mudah dan pencairannya sangat cepat. Terima kasih Pintek karena sudah mewujudkan impian saya sebagai pebisnis,” tutur pebisnis yang memiliki target penjualan Rp 18 miliar di tahun 2022 hanya dengan menjual buku.
Baca Juga: Chelsea Membuat Tawaran Ratusan Milyar untuk Bintang Real Madrid, Dan Kenaikan Gaji Besar
Pintek Berikan Solusi Pendanaan untuk UKM Pendidikan
PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek), perusahaan financial technology untuk pendidikan meluncurkan kampanye #PintekSobatUKM sebagai bentuk dukungan kepada UKM pendidikan dalam pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah.
Pintek menawarkan kemudahan permodalan kepada UKM pendidikan untuk dapat mendukung kegiatan belajar mengajar sekaligus mengembangkan skala bisnisnya.
Tommy Yuwono, Co-Founder dan Direktur Utama Pintek mengatakan, "Permodalan UKM pendidikan ini sangat penting dalam menunjang penerapan teknologi pada sekolah-sekolah di Indonesia. ini dikarenakan barang harus siap terlebih dahulu sebelum sekolah melakukan pembayaran. Jika UKM Indonesia tidak ada dukungan pendanaan yang cukup, pengadaan sarana dan prasarana teknologi untuk sekolah bisa terhambat.”
“Oleh karena itu pertumbuhan UKM Pendidikan sangat perlu didukung dengan akses pendanaan yang mudah, cepat, dan terjangkau. Maka inovasi Pintek dalam pendanaan sangat mengedepankan kebutuhan pihak UKM Pendidikan. Harapannya, dengan program #PintekSobatUKM, lebih banyak UKM yang dapat memanfaatkan layanan ini sehingga pendidikan Indonesia bisa semakin maju,” tambah Tommy.
Pintek sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bergabung di Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) serta sudah mendapatkan sertifikasi ISO 27001:2013 untuk keamanan data dan informasi.
Anda bisa mengajukan Pendanaan PO/Invoice yang dapat digunakan untuk berbagai proyek pendidikan di SIPLah, LKPP, LPSE maupun e-Katalog.
Untuk memberikan dukung penuh kepada UKM pendidikan, Pintek menawarkan pendanaan mulai dari Rp 50 juta hingga miliaran rupiah dengan tenor mencapai enam bulan atau mengikuti jatuh tempo invoice.
Cara pengajuannya juga mudah, Anda hanya perlu menjaminkan invoice yang sedang berjalan dan Pintek akan mencairkan dana sebesar 80% dari nilai invoice atau PO.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, Anda dapat melakukan diskusi dengan tim Pintek dengan menghubungi Pintek di nomor 021-50884607.***