China Pangkas Impor Minyak Mentah, Persediaan Minyak Dunia Langsung Turun 3,6 Juta Barel

- 31 Desember 2021, 08:45 WIB
China memangkas impor minyak mentah, dan berpengaruh pada persediaan minyak di dunia.
China memangkas impor minyak mentah, dan berpengaruh pada persediaan minyak di dunia. /Pixabay/RetinaCreative

PR BEKASI - Harga minyak mengalami kenaikan meski sedikit pada Kamis, 30 Desember 2021.

Tentunya kenaikan harga minyak tersebut berada di luar ekspektasi banyak pihak, mengingat pandemi virus corona masih terus terjadi.

Pihak OPEC+ dan sekutunya akan terus meningkatkan impor minyak meski bertahap, meski keuntungan sedikit mereda.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Metro pada Jumat, 31 Desember 2021, penurunan keuntungan ini terjadi setelah importir utama dunia China memangkas batch pertama alokasi impor.

Baca Juga: Ekonomi Afghanistan 'Tiarap', Masyarakat Semakin Kesulitan Cari Nafkah hingga Berujung Kelaparan

China memangkas batch impor minyak mentah untuk tahun 2022, dan sedikit berdampak pada harga minyak dunia.

Minyak mentah berjangka Brent tetap di angka 79,32 USD per barel, naik 9 sen atau 0,11 persen.

Sedangkan minyak mentah berjangka AS naik 43 sen atau 0,56 persen, menjadi menetap di 76,9 USD per barel.

Sebagai importir minyak mentah utama dunia, China telah menurunkan batch pertama kuota impor.

Baca Juga: Pertandingan Awal Tahun Leicester City dan Norwich City di Premier League Dibatalkan Akibat Covid-19

Adapun batch pertama kuota impor pada 2022 yang didistribusikan ke sebagian besar penyulingan independen berkisar 11 persen.

“Sentimen pasar melemah di tengah kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat mengambil tindakan lebih keras terhadap teko,” kata seorang analis yang berbasis di Singapura, merujuk pada penyulingan independen.

Harga minyak global kini telah rebound antara 50 persen dan 60 persen pada tahun 2021.

Hal ini karena banyaknya permintaan bahan bakar yang harus kembali mendekati tingkat pra-pandemi.

Adanya pengurangan produksi yang dalam oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan OPEC+, juga berdampak besar.

Baca Juga: Kondisi Penduduk Afghanistan Makin Memprihatinkan, Warga Miskin yang Kelaparan Terpaksa Makan Makanan Basi

Pengurangan produksi yang diputuskan OPEC+ telah menghapus kelebihan pasokan minyak.

Data Administrasi Informasi Energi AS pada Rabu, 29 Desember 2021 menunjukkan persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel.

Angka penurunan ini telah melebihi dari perkirakan para analis. Persediaan bensin dan sulingan juga telah mengalami banyak penurunan.

Namun hal ini menunjukkan permintaan tetap kuat meskipun ada rekor kasus Covid-19 di AS.

OPEC+ akan melakukan pertemuan untuk memutuskan kelanjutan peningkatan produksi pada Februari 2022.

Raja Arab Saudi Salman juga mengatakan bahwa perjanjian produksi OPEC+ diperlukan. Hal ini untuk stabilitas pasar minyak dan bahwa produsen harus mematuhi pakta tersebut.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Metro


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x