Baca Juga: Kesepakatan TikTok-Oracle Tinggal Menunggu Waktu, Donald Trump Kemungkinan Akan Menolak
“Dalam kondisi ini, ketersediaan dana itu lebih menentukan daripada suku bunga dan apalagi suku bunga sudah rendah dalam konteks untuk penyaluran kredit,” ungkap Perry.
Meski begitu, dia mengaku faktor permintaan juga mempengaruhi, dengan didorong mobilitas manusia, permintaan domestik, konsumsi, ekspor, dan investasi.
Semua itu dipengaruhi stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah seperti kecepatan realisasi anggaran, restrukturisasi kredit, penjaminan kredit hingga subsidi bunga.
Baca Juga: Seakan Tak Reda, AS Kembali Akan Sanksi Iran Terkait Embargo Senjata
“Ke depan, ekspansi moneter BI yang sementara ini masih tertahan di perbankan, diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional sejalan dengan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan,” kata Perry.
Selain itu, Bank Indonesia juga akan memperpanjang pemberian insentif berupa pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis poin bagi perbankan yang menyalurkan kredit UMKM, ekspor impor, dan kredit non-UMKM sektor prioritas hingga 30 Juni 2020.***