Sempat Dibuka Menguat, IHSG Awal Pekan Ini Habiskan Waktu di Zona Merah

- 21 September 2020, 17:56 WIB
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. /ANTARA/

PR BEKASI – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 21 September 2020 pagi tadi dibuka menguat 9.73 poin atau 0.19 persen ke posisi 5.068.95. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0.32 poin atau 0.04 persen menjadi 779.99.

IHSG awal pekan ini pun diprediksi akan bergerak positif seiring bursa saham kawasan yang diperkirakan naik.

Setelah sempat dibuka menguat, IHSG hanya bertahan sekitar satu jam, dan kemudian sisanya menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: Diduga Mabuk, Mahasiswi di Makassar Digilir 7 Laki-laki Usai Kunjungi Tempat Hiburan Malam

Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi menembus di bawah level psikologis 5.000.

Sore ini, IHSG ditutup melemah 59.86 poin atau 1.18 persen ke posisi 4.999.36. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 12.34 poin atau 1.58 persen, menjadi 767.97.

"Pelemahan hari ini emang lebih karena faktor eksternal, yaitu melemahnya indeks bursa global dan regional serta masih adanya tekanan jual investor asing atau net sell," tutur analis Indo Premier Sekuritas Mino, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Keuangan Syariah Tumbuh Saat Lesunya Ekonomi, OJK: Saatnya Berperan Besar dalam Pemulihan Nasional

Sementara itu, analis Bina Artha Sekuritas, M Nafan Gusta Utama mengatakan bahwa bursa di Eropa rata-rata dibuka di zona merah.

Mengingat adanya kekhawatiran terhadap gelombang kedua Covid-19, seiring jumlah kasus yang semakin meningkat.

Sedangkan bursa di Asia, rata-rata ditutup di zona merah.

Baca Juga: Sahkan Protokol Perdagangan, Pemerintah Indonesia Genjot Ekspor di Kawasan ASEAN

"Selain itu, pelemahan IHSG juga karena minimnya data makroekonomi yang memberikan pengaruh yang positif terhadap pasar, baik itu domestik maupun eksternal," ungkap Nafan.

"Adanya laporan intelijen dari FinCEN Files juga turut mempengaruhi kinerja market secara global pada hari ini," ucapnya melanjutkan.

Dokumen hasil penyelidikan intelijen FinCEN Files mengungkapkan bahwa transaksi beberapa bank global besar yang diduga memuluskan praktek pencucian uang, diduga juga mengalir ke Indonesia.

Baca Juga: Korban Pelecehan dan Pemerasan Rapid Tes di Bandara Soetta Dijemput Polisi di Bali

Secara sektoral, sembilan sektor terkoreksi, dimana sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 2.2 persen, diikuti sektor infrastruktur minus 2.17 persen, dan sektor aneka industri minus 1.64 persen.

Sedangkan satu sektor naik, yaitu sektor pertanian sebesar 1.27 persen.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp311.12 miliar.

Baca Juga: Akhir Tahun Ini, Honduras Berencana Akan Pindahkan Kedutaannya di Israel ke Yerusalem

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 605.070 kali transaksi, dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12.15 miliar lembar saham senilai Rp6.8 triliun.

Sebanyak 115 saham naik, 329 saham menurun, dan 144 saham tidak bergerak nilainya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x