Didorong Ekspektasi Stimulus AS dan Pelemahan Dolar, Emas Berjangka Naik 12.5 Dolar

- 6 Oktober 2020, 09:16 WIB
Ilustrasi emas batangan.
Ilustrasi emas batangan. /ANTARA/

PR BEKASI – Meskipun ada kenaikan di pasar saham setelah dilaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat segera keluar dari rumah sakit, harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa, 6 Oktober 2020 pagi WIB).

Kenaikan tersebut didorong optimisme seputar rancangan Undang-Undang stimulus Amerika Serikat, dan dolar yang melemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terangkat 12.5 dolar AS (Rp183.560) atau 0.66 persen menjadi ditutup pada 1.920.10 dolar AS (Rp28.196.284) per ons.

Baca Juga: Berhasil Lewati Target, Perusahaan Tiongkok Bagikan 4.116 Mobil Baru untuk Karyawannya

Optimisme atas stimulus fiskal, mulai berperan setelah komentar optimis akhir pekan dari ketua DPR Nanci Pelosi yang mengatakan kemajuan tengah dibuat pada Undang-Undang bantuan.

"Mungkin ada kesepakatan kecil dalam waktu dekat, yang akan disetujui Pelosi dan Partai Republik, dan saya pikir stimulus akan menjadi keuntungan bagi logam," tutur Daniel Pavilonsi, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Dia menambahkan bahwa sedikit sentimen risiko telah menjadi negatif untuk emas.

Baca Juga: Surplus Pasokan Listrik, Pemerintah Diminta Batasi Captive Power

"Kita dapat melihat pekan dengan gerakan menyamping lainnya," ucapnya.

Dolar turun 0.4 persen terhadap beberapa mata uang utama saingannya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Saham-saham global menyambut baik berita bahwa Donald Trump dapat segera keluar dari rumah sakit pada Senin waktu setempat, meskipun para ahli dari luar memperingatkan bahwa kasusnya mungkin parah.

Baca Juga: Sebarkan Fitnah 'Masjid Putar Lagu TikTok Tak Berakhlak', Polisi: Semua demi Followers

Infeksi Covid-19 Donald Trump juga meningkatkan ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS yang akan dilaksanakan pada 3 November mendatang.

"Kecuali mengakibatkan pemerintah terpecah, pemerintah kemungkinan akan mendorong kesepakatan fiskal skala besar dalam waktu singkat, yang akan membantu mengurangi tekanan pada suku bunga riil. Mengangkat logam mulia dalam prosesnya," tutur TD Securities dalam sebuah catatan.

"Mempertimbangkan 'Blue Wave' kemungkinan akan menghasilkan paket terbesar, peluang pemilihan (Kandidat Demokrat) Joe Biden semakin mungkin untuk mendorong harga emas di bulan mendatang," ujarnya melanjutkan.

Baca Juga: Tak Hanya Pantai Selatan Pulau Jawa, BMKG Sebut 14 Wilayah Ini Berpotensi Terkena Tsunami 20 Meter

Dengan lebih banyak pejabat AS yang dites positif untuk Covid-19, investor beralih ke emas sebagai tempat berlindung yang aman.

Kedepan, pasar akan mengawasi rilis risalah dari pertemuan September Federal Reserve AS pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Logam mulia lainnya, yakni perak untuk pengiriman Desember naik 53.1 sen atau 2.21 persen menjadi ditutup pada 24.56 dolar AS (Rp360.658) per ons.

Baca Juga: Ahmad Dhani Sebut Ada PKI di PDI Perjuangan, Arteria Dahlan: Ya Jelas Ada, Kami Terbuka

Kemudian Platinum untuk pengiriman Januari naik 13.3 dolar AS (Rp195.307) atau 1.49 persen menjadi ditutup pada 904.7 dolar AS (Rp13.285.338) per ounce.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x