Salahkan Anies Penyebab Ekonomi Bobrok, Rizal Ramli: Sri Mulyani Kian Lihai Cari Kambing Hitam

- 26 Oktober 2020, 11:16 WIB
Kolase Rizal Ramli (kiri) yang menyebut Sri Mulyani (kanan) meyalahkan kebijakan PSBB Ketat oleh Anies Baswedan (tengah).
Kolase Rizal Ramli (kiri) yang menyebut Sri Mulyani (kanan) meyalahkan kebijakan PSBB Ketat oleh Anies Baswedan (tengah). /Instagram rizalramli.official /Instagram smindrawati /Dok. Pikiran Rakyat

PR BEKASI - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli membantah pernyataan Menkeu Sri Mulyani yang menyalahkan kebijakan PSBB Jakarta atas gagalnya pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Rizal Ramli menyebut sang menteri tengah mencari kambing hitam atas gagalnya menanggulangi resesi ekonomi.

Ekonom senior itu juga menyebut resesi ekonomi dengan pertumbuhan yang minus disebabkan kegagalan pemerintah pusat sendiri. Menurutnya kebijakan yang salah menyebabkan daya beli masyarakat turun.

Baca Juga: Waspada Warga Jakarta! BPBD Beri Peringatan Hujan Lebat Usai Kedatangan Siklon Tropis Filipina

Melalui akun Twitternya @RamliRizal, Rizal memberi pesan kepada Sri Mulyani yang bukannya mengakui kegagalan malah melempar kesalahan ke Gubernur Jakarta Anies Baswedan.  

"Menkeu Terbalik semakin lihai cari Kambing Hitam. Situ yg payah kok, tax ratio terendah, primary balance negatif (bayar bunga saja harus ngutang), penerbitan2 SUN sedot likwiditas sehingga pertumbuhan kredit <6%, hancurkan daya beli rakyat ! Wong gagal kelola fiskal, ngeles," twit Rizal Ramli.

Pada kesempatan sebelumnya, Sri Mulyani telah mengatakan PSBB Jakarta bulan September menghalangi proses pemulihan ekonomi nasional. 

Dia menjelaskan bahwa aktivitas perekonomian sudah mengalami pemulihan yang solid, khususnya pada periode Juli hingga Agustus. Namun kemudian di pekan kedua september mengalami kendala akibat PSBB ketat DKI.

Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Tri Rismaharini Curhat Suka Duka Menjadi Wali Kota Surabaya

“Trennya agak melemah lagi sesudah adanya PSBB," ucap Sri Mulyani saat memberi pemaparan dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang diselenggarakan secara virtual.

Walau Hanya diberlakukan selama empat pekan, menurut Sri Mulyani, PSBB ketat itu dinilai membuat pemulihan ekonomi tertahan. 

“Di bulan September karena dua minggu terakhir dilakukan adanya kenaikan jumlah Covid-19, terutama di daerah DKI yang kemudian menyebabkan kita melakukan pengetatan kembali, memberikan dampak yang terlihat dari sisi mobilitas aktivitasnya menjadi melemah kembali," ucapnya.

Dalam kesempatan lain, Rizal Ramli juga mengkritisi Sri Mulyani terkait utang negara yang terus membludak akibat bunga yang terlalu tinggi.

Baca Juga: Jalani Isolasi Mandiri karena Positif Covid-19, PM Bulgaria Boyko Borissov Tetap Jalankan Tugasnya

"Banyak yang gak ngerti kenapa si Menteri Keuangan terbalik dapat hadiah, sederhana kok, misalnya bung Johnny Plate Dirut bank, dia pasang plang, yang mau minjem bunganya 15 persen, saya dateng ke pak Johnny, saya mau minjem dan mau bayar bunga 17 persen selama 10 tahun, pak Joni langsung senang angkat saya, ajak main golf kasih hadiah macem-macem, as simple as that," ucapnya.

Tidak ada menurutnya Menteri Keuangan negara lain yang dapat hadiah macam-macam karena mereka pelit.

"Mereka datang ke bank ke pa Johnny, bisa gak pak Joni 13 persen aja, Itu yang dilakukan Menteri Keuangan Singapura, Jepang, sama Cina kalau minjem, bukannya lebih mahal," ucapnya.

"Dampaknya itu besar sekali, kalau selisih bunga 2 persen, minjem 10 miliar dolar doang, 10 tahun bunga ber bunga, tambahan bunganya bisa nambah sepertiganya, tiga miliar dolar, yang bayar buntutnya rakyat kita juga," tutupnya.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x