Benarkah Gerakan Habib Rizieq Berencana Gulingkan Jokowi? Begini Penerawangan Denny Darko

30 November 2020, 17:21 WIB
Denny Darko sampaikan kembali prediksinya. /Instagram @_denny_darko

PR BEKASI - Ahli tarot Denny Darko meramal masa depan terkait aksi Reuni 212 dan gerakan revolusi akhlak yang dipimpin oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq.

Menurut penerawangan Denny, aksi Reuni 212 akan tetap dilakukan. Akan tetapi, aksi Reuni 212 tidak akan berlangsung di Monas, melainkan di rumah masing-masing anggota 212 dengan mengibarkan bendera bergambar Habib Rizieq.

"Saya melihat (kartu The Chariot) Reuni 212 akan tetap dilakukan. Memang tidak di Monas, melainkan sesuai instruksi bahwa semua orang wajib mengibarkan bendera bergambar dan bertulisakan Habib Rizieq," tutur Denny Darko dalam kanal YouTube-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Senin, 30 November 2020.

Baca Juga: LPI Cegat Polisi di Petamburan, Habib Husin: Siapapun yang Menghalangi Harus Segera Ditangkap

Denny juga menerawang, pengibaran bendera bergambar Habib Rizieq menyerupai suatu bentuk pengkultusan sebagai bentuk upaya mensucikan Imam Besar mereka. Padahal, lanjut Denny, Nabi Muhammad sekalipun tidak menginginkan dirinya dikultuskan oleh umat manusia.

"Tapi mengibarkan bendera bergambar Habib Rizieq, ini (The Emperor) adalah sesuatu yang saya pikir Rasulullah Muhammad saw tidak inginkan sebagaimana adanya larangan mengkultuskan Nabi sebab Nabi adalah manusia. Walaupun mensucikan mereka, lantas tidak menjadikan mereka itu simbol," kata Denny Darko.

Denny menegaskan, pengibaran bendera bergambar Habib Rizieq adalah bentuk pengkultusan umatnya.

Baca Juga: Luhut Klaim Sekolah Swasta Miliknya Jadi SMA Terbaik Peringkat Ketiga di Seluruh Indonesia

"Front Pembela Islam, ada agama di situ, memasang foto wajah seseorang dan menyuruh semua anggotanya mengibarkan. Ini adalah sesuatu yang saya bilang, aneh. Akan jadi pengkultusan," ucap Denny Darko.

Gerakan 212 ini dilarang digelar di Monas, menurut Denny, sebab adanya satu komando dari pemerintah Pusat dalam upaya pengendalian penyebaran wabah Covid-19.

"Saya lihat berikutnya (King of Sword) pemerintah memberikan ketegasan dengan mengeluarkan peraturan bahwa pemerintah daerah ini harus tunduk kepada pemerintah pusat," ujar Denny Darko.

Baca Juga: Edhy Prabowo Terjerat Korupsi, HNSI Berharap KKP Dipimpin Figur Profesional dan Non-partai

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, lanjut Denny, melarang Reuni 212 dengan merilis kebijakan perpanjangan PSBB. Menurut penerawangan Denny, kebijakan tersebut kemungkinan merupakan sebuah pertanda bahwa Anies mulai meninggalkan gerakan 212.

"212 ini dilarang karena Pak Anies mendeklarasikan perpanjangan PSBB. Jangan-jangan Pak Anies memang gak setuju dengan 212, jangan-jangan Pak Anies ini mulai meninggalkan 212 karena dianggap sebagai sebuah gerakan politis," tutur Denny Darko.

Adapun gerakan revolusi akhlak yang dibawa Habib Rizieq, lanjut Denny, adanya unsur-unsur politik di dalamnya. Ada pihak-pihak yang menunggangi gerakan tersebut dalam upaya menggulingkan pemerintahaan yang sah.

Baca Juga: Jelang Tes Usap Massal, Kabupaten Bekasi Siapkan 500 Kamar Isolasi

"(Kartu Seven of Sword) Adanya oknum yang menunggangi gerakan ini membuat semua jadi amburadul. Orang-orang berusaha memasukan agenda politik mereka. Mendanai untuk menggulingkan pemerintah yang saat ini sah dan mencoba mengambil alih kekuasaan," kata Denny Darko.

Oleh sebab itu, Denny mengingatkan jangan sampai gerakan revolusi akhlak yang dibawa Habib Rizieq berubah haluan menjadi gerakan politik.

"Jangan jadikan ini gerakan penggalangan massa untuk menghembuskan sebuah gerakan politik. Jagalah kesucian gerakan ini dan gunakan untuk hal yang positif." ucap Denny Darko.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler