PR BEKASI - Pesulap Denny Darko kini merambah dunia tarik suara. Ia diketahui masuk dapur rekaman pada Minggu, 14 Februari 2021 bertepatan dengan Hari Valentine.
Denny Darko mengatakan bahwa ia membawakan lagu yang ia bawakan adalah lagu berbahasa Jawa. Terkait makna, lagunya tersebut bertema patah hati.
"Lagunya tentang patah hati. Karena lagunya lebih kena, kejadiannya mungkin dirasakan oleh semua orang," kata suami Vina Candrawati itu, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Hitz Infotainment, Senin, 15 Februari 2021.
Baca Juga: Viral! Diduga karena Rewel, Seorang Ayah Tiri Tega Hajar dan Cekik Anaknya Berkali-kali
Baca Juga: GAR ITB Ingin Sanksi Din Syamsuddin, JK: Dia Tidak Melanggar Etikanya sebagai ASN
Baca Juga: Masih Usut Kasus Korupsi Bansos, KPK: Kami Tak Pernah Pandang Bulu, Itu Prinsip Kami!
Debutnya kali ini di dunia musik ia akui sebagai tahap awal. Maka dari itu, Denny Darko meminta para pendengar lagunya tak perlu membanding-bandingkannya dengan penyanyi senior.
Denny Darko juga mengaku kalau sebenarnya lagu tersebut sudah ada satu setengah tahun yang lalu. Karena pandemi, rekamannya akhirnya tertunda.
"Sebetulnya lagu ini sudah ada satu setengah tahun yang lalu, karena adanya pandemi jadilah tertunda," tuturnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Kritik Din Syamsudin ke Pemerintah Wajar dan Bukan Persoalan Etika
Selain itu, karena lagunya berbahasa Jawa, Denny Darko mengaku kalau lagu tersebut susah dinyanyikan.
Ia juga berharap lagu yang sudah direkam dan pada saat rilis bisa diterima oleh para pendengar musik di Indonesia.
"Lagu ini memang susah dinyanyikan, semoga bisa diterima," katanya menambahkan.
Baca Juga: PLN Beri Dikson Tagihan Listri Selama Tiga Bulan sebagai Stimulus Bantuan bagi Masyarakat
"Ya karena saya berasal dari Jawa Timur dan saya suka, saya coba bawakan lagu Jawa," sambungnya.
Dalam pembuatan lagu tersebut Denny Darko mengaku dibantu oleh teman-teman artis lainnya seperti, Dewi Perssik, Erie Susan, Ikeu Nurjanah, Lesti, dan Irwan.
Ia berharap lagu tersebut menjadi sesuatu karya yang bisa diterima dan bisa dimaafkan oleh penyanyi-penyanyi seniornya apabila dalam membawakannya masih belum sempurna.***